Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Bunuh Diri Jepang Dikhawatirkan Meningkat Selama Pandemi Corona, Ini Sebabnya...

Kompas.com - 10/05/2020, 16:02 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kekhawatiran mengenai lonjakan bunuh diri di Jepang meningkat akibat efek dari pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang berada dalam situasi ekonomi yang sulit.

Hal tersebut diperparah dengan sulitnya organisasi atau layanan pencegahan bunuh diri untuk tetap beroperasi di masa pandemi.

Melansir Japan Times (10/5/2020) Pemerintah Jepang menyerukan kepada orang-orang untuk secara aktif menggunakan telepon dan media sosial untuk mengakses layanan konseling.

Namun, banyak layanan konseling dan pencegahan bunuh diri yang telah menyatakan penangguhan kegiatan sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Baca juga: Jepang Pernah Penuh Sampah, Kok Bisa Berubah Jadi Bersih?

Konsultasi berkurang 

Federasi Inochi No Denwa, yang terdiri dari 52 kelompok hotline pencegahan bunuh diri, telah aktif selama sekitar 50 tahun, tetapi saat ini sekitar seperempat dari keanggotaannya telah menangguhkan kegiatan akibat pandemi Covid-19.

Organisasi lain juga telah menangguhkan operasi atau mengurangi jam operasi.

Pusat pencegahan bunuh diri Tokyo, yang mendapat sekitar 10.000 konsultasi telepon setiap tahun, menangguhkan layanan pada hari Rabu (6/5/2020).

"Ini adalah situasi pertama dalam 22 tahun sejarah kami. Saya merasa bersalah ketika memikirkan orang-orang yang membutuhkan konsultasi, tetapi kami tidak akan dapat melanjutkan operasi jika sesuatu yang buruk terjadi,” kata manajer pusat pencegahan bunuh diri Tokyo, Machiko Nakayama.

Untuk berbagai alasan termasuk usia stafnya dan masalah yang terkait dengan fasilitasnya, pusat tersebut merasa sulit untuk menawarkan konsultasi melalui cara lain selain telepon.

Tetapi mereka sedang mencari cara untuk beroperasi kembali secepat mungkin.

"Semua anggota staf kami adalah sukarelawan," kata Nakayama.

Baca juga: Kasus Infeksi Melonjak, Jepang Umumkan Status Darurat Nasional Virus Corona

Peserta konseling didominasi usia muda

Menurut Yasuyuki Shimizu, kepala Lifelink, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk pencegahan bunuh diri, banyak orang yang mencari layanan konsultasi melalui media sosial masih berusia muda.

Namun banyak dari kelompok pendamping konsultasi rata-rata sudah tua dan tidak memiliki pengetahuan untuk melakukan konsultasi online.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com