Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Javas, Mahasiswa Nonmedis Relawan Covid-19 di RSUI: Enggak Bayangin Pakai APD Lengkap

Kompas.com - 28/04/2020, 08:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Menceritakan kapasitas penanganan Covid-19 di RSUI, Javas menyebut hingga saat ini semua masih memadai, mulai dari tenaga kerja yang tidak terlalu kekurangan, juga stok Alat Perlindungan Diri (APD) yang masih terbilang cukup.

"Sejauh ini sih (APD) mencukupi, walaupun belakangan kalau saya lihat sepertinya stok APD semakin berkurang, enggak sebanyak waktu awal saya masuk (1/4/2020)," kisah Javas.

Dalam kontrak perjanjian awal ketika proses rekruitmen, Javas dan teman-teman lainnya akan diperbantukan selama 2 bulan, untuk Javas kontrak ini berarti akan berlaku hingga 31 Mei 2020.

Baca juga: Menurut Epidemiolog, Negara Kepulauan Untungkan Indonesia dalam Wabah Covid-19, Mengapa?

Namun, dia mengaku jika masih diberikan kemampuan dan kesempatan, dia akan memperpanjang masa kontrak kerelawanannya di RSUI.

"Bahkan kalau misalkan nanti ada kesempatan, kalau kerelawanan ini masih berlanjut, insya Allah saya punya tekad dan komitmen kalau masih diberikan kesehatan dan kemampuan, saya akan lanjutkan," ujar dia.

Begini rasanya memakai APD...

Salah satu hal yang paling berkesan bagi Javas selama menjadi relawan Covid-19 di RSUI adalah ketika ia berkesempatan mengenakan APD lengkap yang menutup hampir seluruh tubuhnya.

Di sana ia menyadari betapa sulitnya bertugas menjadi tenaga medis di masa pandemi seperti ini. Penggunaan APD itu menuntut ia dan pengguna yang lain untuk bisa menahan diri tidak makan atau minum, agar dapat mengurangi keinginan buang air.

"Saya enggak pernah bayangin sampai akhirnya dapat kesempatan buat pakai APD lengkap, ternyata memang para tenaga medis seberat itu perjuangannya, bisa melakukan penanganan terhadap Covid ini," ujarnya.

Kontribusi lah semampumu

Javas berpesan kepada semua, khususnya para pemuda, untuk bisa bersama-sama berkontribusi memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Kontribusi itu tentu disesuaikan dengan kapasitas atau kemampuan masing-masing.

"Kita bisa membantu, kita bisa berkontribusi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Banyak yang menggalang donasi, banyak yang turun langsung ke lapangan, atau seminimal-minimalnya berdiam di rumah kalau memang tidak bisa melakukan hal yang tadi," kata Javas.

Baca juga: 203.307 Korban Meninggal Akibat Covid-19 di Dunia, Begini Pola Peningkatan Kasusnya

Selain itu, Javas yang sudah merasakan ada di lingkungan tenaga medis menangani Covid-19 juga berharap masyarakat tidak lagi memberi stigma negatif kepada para tenaga kesehatan yang telah berjuang menempatkan keselamatannya pada risiko yang begitu tinggi.

"Itu satu hal yang miris sekali, saya merasakan di lapangan langsung, pakai APD, melakukan penanganan, itu sulit, sesulit itu tapi di masyarakat distigma (negatif)," ungkapnya.

Jadi, masyarakat sebisa mungkin jangan menambah gaduh suasana, berilah kontribusi terbaik untuk membuat situasi mennjadi kondusif.

Waktu istirahat berkurang

Untuk urusan membagi jadwal, Javas mengaku tidak ada kesulitan yang begitu berarti. Pasalnya ia telah membuat kesepakatan dengan pihak rumah sakit agar jadwal tugasnya disesuaikan dengan jadwal perkuliahan yang ada.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com