Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Subkhi Ridho
Pendidik dan Peneliti Sosial-Keagamaan

Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Inggris Raya periode 2018-2019, pendidik dan peneliti sosial-keagamaan.

Ramadhan, Sains, dan Disiplin Diri

Kompas.com - 27/04/2020, 15:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BULAN Ramadhan tahun 1441 H atau 2020 M kali ini berlangsung di tengah pandemi wabah Covid-19 yang nyaris menghentikan aktivitas manusia di manapun berada.

Setiap negara menetapkan kebijakan yang sangat ketat bagi warganya untuk tidak keluar rumah jika tidak mendesak misalnya.

Sejak munculnya Januari lalu di kota Wuhan, hingga di Indonesia sejak medio Maret, opsi melakukan aktivitas di rumah menjadi kebijakan yang paling awal diberlakukan. Bekerja, belajar, termasuk beribadah untuk dilakukan di rumah.

Penggunaan masker yang awalnya tidak direkomendasikan kecuali bagi mereka yang sakit, sejak dua minggu terakhir menjadi sebuah keharusan bagi siapa yang keluar rumah.

Sekolah dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi tidak lagi ada aktivitas pembelajaran di ruang kelas.

Bagi mereka yang bekerja kantoran, pun mengalami hal serupa, hanya menerapkan shift bagi karyawan.

Sementara itu aktivitas di masjid, gereja, pura, wihara, klenteng pun ditiadakan. Hanya saja untuk aktivitas ibadah di rumah ibadah masih banyak yang tidak mengindahkan.

Malam pertama taraweh pun tidak sedikit masjid yang tetap membandel menyelenggarakan shalat taraweh berjamaah dengan tidak mengindahkan protokol kesehatan: jaga jarak, menggunakan masker misalnya.

Aktivitas di masjid sesungguhnya telah dilarang untuk sementara waktu senyampang pandemi wabah Covid-19 masih melanda.

Jauh hari sebelum pemberlakuan aturan yang lebih ketat, ormas agama seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, termasuk Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan putusannya yang meminta jamaahnya masing-masing untuk melakukan ibadah di tempat tinggalnya. Termasuk ibadah shalat Jumat pun untuk digantikan dengan shalat dhuhur di rumah.

Imam saat melaksanakan Tadarus Al-Quran di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/4/2020). Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa memutuskan untuk meniadakan Tarawih dan kegiatan lainnya yang bisa menimbulkan kerumunan, tetapi tetap menggelar ibadah rutin seperti salat 5 waktu, tadarus, dan Tarawih selama Ramadhan. Namun ibadah tersebut hanya diikuti imam dan pengurus masjid, bukan bagi jemaah umum.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Imam saat melaksanakan Tadarus Al-Quran di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/4/2020). Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa memutuskan untuk meniadakan Tarawih dan kegiatan lainnya yang bisa menimbulkan kerumunan, tetapi tetap menggelar ibadah rutin seperti salat 5 waktu, tadarus, dan Tarawih selama Ramadhan. Namun ibadah tersebut hanya diikuti imam dan pengurus masjid, bukan bagi jemaah umum.

Bahkan, terkait pelaksanaan shalat Idul Fitri yang seringkali dilakukan di lapangan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, telah mengingatkan sekiranya pandemi wabah Covid-19 belum dapat diatasi hingga bulan Syawal maka tidak perlu diadakakan shalat Idul Fitri, termasuk penyelenggaraan takbir keliling, syawalan, dan mudik pun tidak perlu dilakukan.

Sebuah keputusan yang sangat bijak dan membuat warga Muhammadiyah tenteram dan menghindari kepanikan karena sudah dikeluarkan maklumat sejak awal Ramadhan.

Keputusan yang didasarkan pada kaidah-kaidah keislaman yang kuat serta aspek akademik kesehatan ilmiah yang tidak main-main sumbernya dan tentu saja sebagai cara untuk melindungi jamaah dari kerusakan yang lebih buruk.

Sekurang-kurangnya hal ini membuat warga Muhammadiyah tidak terkejut dan dapat menata hati, pikiran untuk menyambut Idul Fitri yang sangat berbeda dari biasanya.

Memosisikan sains dan agama

Adalah Nidhal Guessoum, guru besar fisika dan astronomi di American University of Sharjah, yang mengemukakan wacana tentang pentingnya mempertemukan Islam dengan sains modern.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com