Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Hal yang Belum Kita Ketahui Pasti soal Virus Corona hingga Saat Ini

Kompas.com - 31/03/2020, 06:04 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak hal yang masih menjadi tanda tanya dalam memahami virus corona jenis baru yang menjadi penyebab penyakit Covid-19

Ilmuwan-ilmuwan di seluruh dunia masih terus melakukan penelitian untuk menemukan jawaban dari berbagai pertanyaan seputar wabah yang telah dikonfirmasi ditemukan di lebih dari 100 negara ini.

Melansir BBC, berikut adalah beberapa pertanyaan besar yang belum diketahui jawabannya seputar virus corona:

1. Berapa banyak orang yang telah terinfeksi?

Pertanyaan ini menjadi salah satu masalah paling mendasar tetapi juga krusial. Ada ratusan ribu kasus yang telah dikonfirmasi di dunia.

Akan tetapi, jumlah tersebut hanyalah pecahan dari total infeksi yang benar-benar terjadi.

Angka kasus yang dikonfirmasi belum dapat merepresentasikan seluruh kasus karena ada sejumlah kasus yang tidak diketahui, yaitu kasus-kasus tanpa gejala dan tidak terdeteksi.

Pengembangan uji antibodi akan membuat peneliti dapat melihat apakah semua orang telah memiliki virus ini.

Hanya dengan cara tersebut, dapat dipahami sejauh mana atau bagaimana mudahnya virus corona dapat menyebar.

Baca juga: Hasil Penelitian: Virus Corona Sensitif dengan Suhu Tinggi, Bagaimana Penyebarannya?

2. Seberapa mematikan virus ini?

Sebelum diketahui jumlah pasti dari kasus yang terjadi, tidak mungkin dapat ditentukan tingkat kematiannya.

Hingga saat ini, diperkirakan sekitar sekitar satu persen dari orang yang terinfeksi virus meninggal dunia.

Akan tetapi, jika ternyata jumlah pasien tidak dideteksi tanpa gejala besar, maka persentase kematian pun bisa lebih rendah.

3. Bagaimana gejala keseluruhan setelah terpapar virus ini?

Gejala utama dari virus corona adalah demam dan batuk kering. Sakit tenggorokan, sakit kepala, dan diare juga dilaporkan dalam beberapa kasus.

Selain itu, ada pula spekulasi yang muncul bahwa kehilangan indra penciuman juga dapat terjadi.

Namun, pertanyaan paling penting adalah apakah gejala ringan mirip flu seperti hidung berair dan bersin, terjadi pada beberapa pasien.

Penelitian menduga adanya kemungkinan tersebut dan orang dapat berpotensi melakukan penularan tanpa mengetahui bahwa mereka membawa virus tersebut.

Baca juga: Ini 5 Penelitian yang Memberikan Harapan dalam Melawan Corona

4. Bagaimana penyebaran melalui anak-anak?

Anak-anak dapat tertular virus corona. Namun, sebagian besar dari mereka mengalami gejala ringan dengan tingkat kematian relatif rendah dibandingkan kelompok usia lainnya. 

Anak-anak pun menjadi penyebar super dari penyakit, sebagian karena mereka melakukan kontak dengan banyak orang (misalnya karena bermain di taman).

Oleh karena itu, dengan membawa virus ini, tidak jelas sejauh mana mereka dapat menyebarkannya.

5. Dari mana datangnya virus?

Virus ini bermula dari Wuhan, China dan pertama kali diidentifikasi pada akhir Desember 2019 lalu. 

Virus yang kemudian disebut sebagai SARS-CoV-2 diketahui berhubungan dengan virus yang menginfeksi kelelawar. 

Namun, virus diperkirakan ditularkan dari kelelawar ke spesies hewan misterius yang kemudian menularkannya kepada manusia.

Spesies perantara tersebut masih belum diketahui dan disebut dapat menjadi sumber infeksi lebih lanjut.

Baca juga: Memahami Potensi Risiko Penularan Virus Corona di Transportasi Umum

6. Apakah kasus akan mereda saat musim panas?

Batuk dan flu adalah penyakit yang umum terjadi saat musim dingin daripada musim panas. Namun, belum diketahui apakah cuaca yang lebih hangat berpengaruh terhadap penyebaran virus ini.

Jika ada penurunan besar wabah virus corona selama musim panas nanti, ada probabilitas lonjakan saat musim dingin.

7. Mengapa beberapa orang mengalami gejala lebih parah?

Covid-19 adalah infeksi ringan bagi sebagian besar orang. Sementara, sekitar 20 persen pasien mengalami infeksi yang lebih parah. Mengapa?

Kondisi sistem imun seseorang mungkin menjadi sebagian masalahnya. Akan tetapi, ada faktor genetik yang juga berpengaruh. 

Memahami faktor-faktor ini dapat mencegah orang-orang untuk mengalami gejala infeksi yang lebih parah.

8. Berapa lama imunitas bertahan?

Ada banyak spekulasi dengan bukti yang sedikit dan menunjukkan seberapa lama imunitas dapat bekerja pada virus ini.

Pasien membangun respons imun jika mereka berhasil melawan virus. Namun, karena penyakit ini baru muncul selama beberapa bulan, belum ada data jangka panjang yang dapat dirujuk.

Kabar pasien yang terinfeksi dua kali menjadi pertanyaan tentang imunitas itu sendiri. 

Pertanyaan tentang kekebalan sangat penting untuk dijawab agar dapat dipahami apa yang akan terjadi dalam jangka panjang.

Baca juga: Berikut 14 Vaksin Virus Corona yang Memasuki Tahap Uji Coba

9. Apakah virus akan bermutasi?

Virus bermutasi setiap waktu, tetapi sebagian besar perubahan pada kode genetiknya tidak bersifat signifikan.

Dengan adanya mutasi, diharapkan virus berevolusi menjadi kurang mematikan dalam jangka panjang, tetapi kondisi ini pun tidak dapat dijamin pasti.

Yang dikhawatirkan adalah jika virus bermutasi, maka sistem kekebalan tidak lagi mengenalinya dan vaksin punt idak lagi berfungsi.

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: Wabah Virus Corona, Siapa yang Perlu Periksa ke Rumah Sakit?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com