KOMPAS.com - Suriah melaporkan kasus kematian pertama akibat virus corona SARS-CoV-2, Minggu (29/3/2020).
Melansir thejakartapost, Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan, seorang wanita meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan darurat telah terinfeksi corona virus di negara tersebut.
Ini menjadi kasus kematian pertama penyakit Covid-19 di Suriah.
Sementara itu, kasus terkonfirmasi positif terpapar virus juga bertambah menjadi sembilan kasus dari sebelumnya berjumlah lima kasus.
Namun, petugas medis mengatakan masih ada banyak lagi.
Baca juga: UPDATE Corona di Kepri 30 Maret: 2 Positif Covid-19 dan 5 PDP Meninggal Dunia
Tindakan penguncian wilayah secara nasional dan pembatasan jam malam dalam upaya penekanan penyebaran virus juga sudah diberlakukan.
Langkah-langkah lain yang diambil seperti menutup bisnis, sekolah, universitas, masjid, sebagian besar kantor pemerintah, dan menghentikan transportasi umum.
Beberapa kota nampak terjadi panic buying, dengan penduduk mengalami kekurangan makanan dan lonjakan permintaan yang mendorong harga naik.
Baca juga: Pemerintah Jelaskan Asal Bantuan APD untuk Jateng Bukan dari China
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, negara Suriah berisiko tinggi terhadap wabah besar karena sistem kesehatannya yang dihancurkan oleh perang dan kurangnya peralatan yang cukup untuk mendeteksi virus.
Di samping itu, sejumlah orang juga rentan terhadap corona virus baru ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa negara tersebut mempunyai kapasitas terbatas untuk menangani penyebaran virus yang cepat.
Pasukan keamanan mengoperasikan pos-pos pemeriksaan di sekitar kota-kota provinsi dan hanya mengizinkan kendaraan militer dan layanan penting untuk lewat.
Tokoh oposisi dan politisi independen menunjukkan hubungan kuat Damaskus dengan Iran, negara yang paling parah terkena dampak di kawasan itu, sebagai sumber kemungkinan penularan.
Mereka mengatakan virus itu juga ditularkan oleh anggota milisi yang didukung Iran yang berperang bersama tentara Suriah, serta para peziarah Syiah yang mengunjungi tempat-tempat suci di Suriah.
Baca juga: Banyak Pekerja Informal Kehilangan Pendapatan, Ini Instruksi Jokowi
Sumber-sumber intelijen Barat mengatakan, proksi milisi Syiah Iran terus melintasi perbatasan Qaim antara Irak dan Suriah, di mana mereka memiliki kehadiran yang kuat di seluruh negeri.