Anak-anak dapat tertular virus corona. Namun, sebagian besar dari mereka mengalami gejala ringan dengan tingkat kematian relatif rendah dibandingkan kelompok usia lainnya.
Anak-anak pun menjadi penyebar super dari penyakit, sebagian karena mereka melakukan kontak dengan banyak orang (misalnya karena bermain di taman).
Oleh karena itu, dengan membawa virus ini, tidak jelas sejauh mana mereka dapat menyebarkannya.
Virus ini bermula dari Wuhan, China dan pertama kali diidentifikasi pada akhir Desember 2019 lalu.
Virus yang kemudian disebut sebagai SARS-CoV-2 diketahui berhubungan dengan virus yang menginfeksi kelelawar.
Namun, virus diperkirakan ditularkan dari kelelawar ke spesies hewan misterius yang kemudian menularkannya kepada manusia.
Spesies perantara tersebut masih belum diketahui dan disebut dapat menjadi sumber infeksi lebih lanjut.
Baca juga: Memahami Potensi Risiko Penularan Virus Corona di Transportasi Umum
Batuk dan flu adalah penyakit yang umum terjadi saat musim dingin daripada musim panas. Namun, belum diketahui apakah cuaca yang lebih hangat berpengaruh terhadap penyebaran virus ini.
Jika ada penurunan besar wabah virus corona selama musim panas nanti, ada probabilitas lonjakan saat musim dingin.
Covid-19 adalah infeksi ringan bagi sebagian besar orang. Sementara, sekitar 20 persen pasien mengalami infeksi yang lebih parah. Mengapa?
Kondisi sistem imun seseorang mungkin menjadi sebagian masalahnya. Akan tetapi, ada faktor genetik yang juga berpengaruh.
Memahami faktor-faktor ini dapat mencegah orang-orang untuk mengalami gejala infeksi yang lebih parah.
Ada banyak spekulasi dengan bukti yang sedikit dan menunjukkan seberapa lama imunitas dapat bekerja pada virus ini.
Pasien membangun respons imun jika mereka berhasil melawan virus. Namun, karena penyakit ini baru muncul selama beberapa bulan, belum ada data jangka panjang yang dapat dirujuk.
Kabar pasien yang terinfeksi dua kali menjadi pertanyaan tentang imunitas itu sendiri.