Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Herd Immunity yang Disebut Bisa Perlambat Penyebaran Corona dan Risikonya

Kompas.com - 23/03/2020, 18:29 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus virus corona secara global, sampai dengan hari ini masih terus bertambah.

Setidaknya, hingga hari ini Senin (23/03/2020) ada sebanyak 339.712 kasus positif terkonfirmasi di dunia, dengan jumlah kematian sebanyak 14.704 orang dan yang dinyatakan sembuh adalah sebanyak 99.016 menurut data dari Worldometers.

Di tengah merebaknya virus corona, muncul sebuah istilah yang ramai diperbincangkan yakni Herd Immunity atau kekebalan kelompok.

Istilah ini menjadi pembicaraan publik usai Perdana Menteri Inggris Boris Johnson didampingi Petugas Kepala Medis Chris Whitty mengatakan bahwa sekitar 40 juta warga Inggris harus tertular virus itu.

Johnson juga mengusulkan isolasi rumah untuk kasus-kasus yang dicurigai, tetapi pembatasan besar-besaran terhadap masyarakat tidak dilakukan.

Usai pernyataan itu, Inggris dianggap menjadikan herd immunity sebagai strategi mitigasi penanganan wabah di negara itu.

Baca juga: OK OCE Siap Tanggung Kebutuhan Dasar Keluarga Pasien PDP Corona, Syaratnya hanya KK dan Surat RS

Sir Patrick Vallance Kepala Penasihat Ilmiah Inggris juga mengatakan pada Radio BBC hal serupa, bahwa untuk mengendalikan virus maka negara perlu membangun kekebalan kelompok.

Tak hanya Inggris, mengutip Independent, Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda juga dianggap menggunakan strategi herd immunity dalam penanganan wabah.

Hal itu usai pidato nasionalnya yang disiarkan televisi.

"Kenyataannya adalah bahwa dalam waktu dekat sebagian besar penduduk Belanda akan terinfeksi virus ini. Kita bisa memperlambat penyebaran virus sambil membangun kekebalan kelompok yang dikendalikan," ujar Rutte mengutip dari Irish Times.

Tuai Kontroversi

Baik Inggris maupun Belanda keduanya mendapatkan kecaman akan langkah mereka yang dianggap menggunakan strategi herd immunity.

Melansir ScienceFocus, lebih dari 500 ilmuwan dari universitas di Inggris menulis protes kepada pemerintah.

Menurut mereka menggunakan herd immunity untuk kondisi saat ini akan berisiko menyebabkan lebih banyak nyawa hilang daripada yang diperlukan.

Matt Hancock dari Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris dilansir dari Independent akhirnya mengklarifikasi. Ia menyangkal tudingan terkait Herd Immunity sebagai cara yang digunakan Inggris.

“Kekebalan kelompok adalah produk sampingan alami dari epidemi,” ujar dia.

Baca juga: Belajar Menangani Virus Corona dari Taiwan...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com