Sementara itu, melansir dari Dutch News, Perdana Menteri Belanda, Rute kemudian juga mengklarifikasi ucapannya.
Dia menegaskan kekebalan kelompok bukanlah tujuan kebijakan Belanda dan dia menyebut terjadi kesalahpahaman usai pidatonya di televisi.
Dia menekankan bahwa kekebalan kelompok adalah efek samping dari strategi dan tujuan pemerintah tentu saja tidak untuk memastikan sebanyak mungkin orang terinfeksi.
Melansir dari Business Insider, herd imunity adalah saat sebagian besar presentase populasi kebal terhadap patogen sehingga penularan tidak terjadi secara luas.
Misalnya untuk membatasi penyebaran campak, para ahli memperkirakan bahwa 93 persen hingga 95 persen populasi harus kebal.
Campak dianggap lebih menular dibanding virus corona jenis baru di mana ahli memperkirakan 40 persen hingga 70 persen populasi perlu kebal untuk menghentikan penyebaran yang cepat.
Kekebalan kelompok dapat dicapai dengan vaksin dan bisa didapat secara alami setelah orang yang terinfeksi pulih dan kemudian menjadi kebal.
“Jika seseorang dengan campak dikelilingi oleh orang-orang yang divaksinasi campak, penyakit itu tidak mudah ditularkan kepada siapapun dan penyakit itu, akan segera hilang lagi,” ujar organisasi The Vaccine Project Sains di Universitas Oxford yang mencontohkan konsep herd imunity menggunakan analogi orang yang terinfeksi campak sebagaimana dikutip dari Independent.
“Ini disebut 'kekebalan kelompok', 'kekebalan komunitas' atau 'perlindungan kawanan', dan ini memberikan perlindungan kepada orang-orang yang rentan seperti bayi baru lahir, orang tua dan mereka yang terlalu sakit untuk divaksinasi,” lanjutnya.
Baca juga: [HOAKS] Putin Lepaskan Singa untuk Cegah Warga Keluar Rumah Saat Wabah Corona
Banyak kekhawatiran para ahli tentang konsep herd immunity jika itu diterapkan sebagai strategi penanganan wabah.
Salah satu alasannya, saat ini tidak diketahui dengan pasti apakah ada orang yang dapat terinfeksi ulang oleh virus corona SARS-Cov-2 atau tidak.
"Satu-satunya cara aman kita agar bisa mendapatkan kekebalan kelompok terhadap virus ini adalah vaksin," ujar Natalie Dean, Biostatistician di University of Florida yang berspesialisasi dalam epidemiologi penyakit menular sebagaimana diutip dari Business Insider.
Mengutip dari ScienceFocus, Sir Pattrick Vallance dalam keterangannya mengatakan butuh sekitar 60 persen populasi untuk terinfeksi agar herd immunity bisa terjadi.
Padahal, WHO menyebutkan bahwa angka kematian karena Covid-19 diperkirakan sekitar 3,4 persen.
Maka jika 60 persen populasi terinfeksi misal dari sekitar 40 juta orang, itu berati akan ada ratusan ribu kematian.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Stres akibat Khawatir Virus Corona?