Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pembuatan Alat Uji Virus Corona di Korea Selatan...

Kompas.com - 13/03/2020, 16:49 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Dengan menggunakan metode tersebut, berarti tidak mengharuskan timnya bekerja sepanjang waktu.

Chun menjelaskan, hanya dibutuhkan beberapa orang dalam pembuatan alat tes uji tersebut.

Tantangan berikutnya, mendapatkan persetujuan dari hasil tes itu agar bisa digunakan.

Jika sebelumnya membutuhkan 1,5 tahun untuk proses penyerahan dokumen dan mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang, kini tim hanya menunggu 1 minggu saja. 

Pimpinan tim ilmuwan yang bekerja mengembangkan alat uji virus corona, Lee Dae-hoon mengungkapkan, dirinya tidak pernah melihat Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC) bekerja secepat itu.

Pada 12 Februari 2020, alat uji produksi Seegene dirilis.

Saat itulah para ilmuwan tahu bahwa apa yang mereka lakukan berhasil karena pemerintah telah melakukan evaluasi dengan menggunakan sampel pasien mereka sendiri.

Baca juga: Simak 10 Cara Meminimalkan Tertular Virus Corona di Transportasi Publik

Banyak permintaan dari puluhan negara

Setelah alat uji ini dirilis, Chun mengungkapkan, Seegene mendapatkan permintaan dari sekitar 30 negara, termasuk Italia dan Jerman.

Beberapa di antara negara itu menggunakan produk Seegene untuk mendeteksi pasiennya.

Awalnya, Seegene berjuang untuk memenuhi permintaan alat uji tes. Kini, mereka ingin fokus untuk warga negaranya sendiri.

Perusahaan membuat sekitar 10.000 alat per minggu dan setiap alat dapat menguji 100 pasien.

Dengan demikian, cukup untuk menguji 1 juta pasien tiap minggu dengan biaya di bawah 20 dollar AS atau sekitar Rp 295.680 per tes.

Baca juga: Pasien dalam Pengawasan Virus Corona Dibebaskan dari Biaya Perawatan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Serial Infografik Virus Corona: Siapa saya yang berpotensi terkena virus corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com