Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Pembuatan Alat Uji Virus Corona di Korea Selatan...

Dilansir dari CNN, Kepala Eksekutif dan pendiri Seegene, Chun Jong-yoon, mengatakan, perusahaannya menganggap sudah waktunya untuk fokus pada virus corona.

Menurut Chun, tidak ada pihak yang meminta timnya membuat alat uji untuk mengidentifikasi virus corona.

Proyek ini dilakukan Seegene karena melihat perjuangan sejumlah negara untuk mendapatkan alat tes mumpuni untuk mendiagnosis pasien yang diduga terinfeksi virus penyebab Covid-19 itu.

Di Korea Selatan, ada layanan gratis yang memudahkan siapa pun yang memerlukan alat uji itu.

Melihat proses pembuatan alat uji corona

Ruang bawah tanah Kantor Pusat Seegene di Seoul memiliki sistem data besar berbasis kecerdasan buatan.

Hal ini memungkinkan perusahaan dengan cepat mengembangkan tes untuk virus corona.

Tes yang dikenal sebagai alat uji terdiri dari beberapa botol larutan kimia.

Sampel diambil dari pasien dan dicampur dengan larutan. Camputan ini akan berreaksi jika ada gen tertentu.

Adapun tindakan tes uji diri yang menggunakan artificial intellegence (AI) ini juga membutuhkan waktu lebih singkat daripada tes yang tidak menggunakan AI.

Chun menyebutkan, tes dengan uji diri berbasis AI memerlukan waktu beberapa minggu.

Sementara, tes yang tidak berbasis AI memerlukan waktu 2-3 bulan.

Para ilmuwan telah memesan bahan baku yang mereka butuhkan untuk alat uji tes. Pada akhir Januari 2020, versi pertama alat uji tes tersebut sudah siap.

Sebelumnya, perusahaan tersebut telah menggunakan sistem untuk membuat alat diagnosis untuk urethritis, radang uretra.

Perusahaan itu merancang tes hanya menggunakan rincian genetik yang telah dirilis tentang virus dan tanpa memiliki sampel Covid-19.

Dengan menggunakan metode tersebut, berarti tidak mengharuskan timnya bekerja sepanjang waktu.

Chun menjelaskan, hanya dibutuhkan beberapa orang dalam pembuatan alat tes uji tersebut.

Tantangan berikutnya, mendapatkan persetujuan dari hasil tes itu agar bisa digunakan.

Jika sebelumnya membutuhkan 1,5 tahun untuk proses penyerahan dokumen dan mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang, kini tim hanya menunggu 1 minggu saja. 

Pimpinan tim ilmuwan yang bekerja mengembangkan alat uji virus corona, Lee Dae-hoon mengungkapkan, dirinya tidak pernah melihat Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDC) bekerja secepat itu.

Pada 12 Februari 2020, alat uji produksi Seegene dirilis.

Saat itulah para ilmuwan tahu bahwa apa yang mereka lakukan berhasil karena pemerintah telah melakukan evaluasi dengan menggunakan sampel pasien mereka sendiri.

Banyak permintaan dari puluhan negara

Setelah alat uji ini dirilis, Chun mengungkapkan, Seegene mendapatkan permintaan dari sekitar 30 negara, termasuk Italia dan Jerman.

Beberapa di antara negara itu menggunakan produk Seegene untuk mendeteksi pasiennya.

Awalnya, Seegene berjuang untuk memenuhi permintaan alat uji tes. Kini, mereka ingin fokus untuk warga negaranya sendiri.

Perusahaan membuat sekitar 10.000 alat per minggu dan setiap alat dapat menguji 100 pasien.

Dengan demikian, cukup untuk menguji 1 juta pasien tiap minggu dengan biaya di bawah 20 dollar AS atau sekitar Rp 295.680 per tes.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/13/164908065/melihat-pembuatan-alat-uji-virus-corona-di-korea-selatan

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke