Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye "No Plastic Bag", Begini Cara Warga Thailand Bawa Barang Belanjaan

Kompas.com - 06/01/2020, 11:13 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Thailand baru saja memulai kampanye pengurangan penggunaan plastik di negaranya per 1 Januari 2020.

Kampanye ini merupakan simulasi sebelum peraturan tersebut sepenuhnya diberlakukan pada 2021.

Melnsir Reuters, pada awal tahun ini, sebagian besar pertokoan di Thailand sudah mulai meniadakan penggunaan plastik sekali pakai.

Salah satunya toko waralaba 7-Eleven.

Aksi ini sebagai tindak lanjut atas imbauan pemerintah untuk mulai membiasakan diri meninggalkan plastik untuk mengurangi sampah yang pada akhirnya bermuara di lautan.

Kesadaran masyarakat Thailand terhadap kerusakan lingkungan mulai tumbuh beberapa tahun ini, setelah ditemukan sejumlah kasus binatang mati dengan ditemukan sampah plastik di dalam perutnya.

Baca juga: Selain Jadi Bahan Bakar Pabrik Tahu, 4 Cara Lain Kelola Sampah Plastik

Menyikapi kampanye yang terus digencarkan oleh pemerintah, masyarakat Thailand mendukungnya dengan cara mengganti penggunaan kantong plastik saat berbelanja dengan berbagai alat pengganti yang cukup unik.

Dalam sejumlah foto yang beredar, ada yang menggunakan jemuran baju, gerobak semen, karung, ember, dan sebagainya.

Foto-foto warga yang tengah berbelanja dengan alat-alat unik ini pun banyak menyebar di dunia maya, seperti Twitter dan Instagram.

Diberitakan Channel  News Asia, Jumat (3/1/2020), masyarakat banyak yang mengunggah kegiatan belanja mereka di media sosial.

Dari foto-foto itu, mereka memanfaatkan berbagai barang sebagai pengganti kantong plastik.

Sebelumnya, rata-rata orang diperkirakan menggunakan 8 kantong plastik per harinya.

Sebenarnya kantong plastik masih ada di toko-toko di Thailand, hanya saja konsumen yang akan menggunakannya harus membayar biaya lebih.

Oleh karena itu, para pembeli banyak yang lebih memilih membawa peralatan dari luar toko dan mengunggahnya di media sosial daripada membayar untuk mendapatkan kantong plastik.

Konsumen toko menggunakan rak gendong berbahan jaring saat berbelanja di toko.Instagram Konsumen toko menggunakan rak gendong berbahan jaring saat berbelanja di toko.
Misalnya, seorang laki-laki yang membawa rak susun yang terbuat dari kain jaring berlubang.

"Ini biasanya dipakai untuk melindungi makanan dari lalat," kata dia.

Ada juga yang membawa gerobak yang biasa digunakan untuk mengangkut bahan bangunan. Gerobak itu digunakan untuk membawa barang belanjaannya.

Baca juga: Pabrik Tahu Gunakan Sampah Plastik sebagai Bahan Bakar, Ini Rekomendasi IPEN

Masyarakat mengaku siap untuk perubahan ini.

Para pemerhati lingkungan mengapresiasi larangan yang dikeluarkan Pemerintah Thailand dan menyebutnya sebagai langkah awal yang penting.

Namun, masih banyak hal lain yang harus dilakukan untuk benar-benar menghilangkan kebiasaan yang sudah berlangsung lama di masyarakat, terkait penggunaan plastik sekali pakai.

Bukan hal mudah

Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Thailand, Varawut Silpa-Archa menyebutkan, kampanye ini dilakukan karena buruknya peringkat negaranya sebagai penyumbang sampah di lautan.

"Thailand menempati posisi ke-6 sebagai negara di dunia yang paling banyak menyebabkan sampah di lautan. Selama 5 bulan, kita sudah turun di peringkat ke-10. Terima kasih untuk masyarakat Thailand yang kooperatif," kata dia, Rabu (1/1/2020), seperti dikutip dari Reuters.

Kementerian terkait menyebut Thailand sudah mengurangi penggunaan kantong plastik sebanyak 5.765 ton selama fase pertama kampanye pengurangan plastik pada 2019.

Di fase itu, toko-toko masih menyediakan plastik, tetapi konsumen sudah mulai memiliki kesadaran untuk menolaknya.

Menurut dia, bukan hal mudah mengubah cara berpikir dan perilaku masyarakat yang sebelumnya sudah terbiasa menggunakan kantong plastik.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 4 Cara Kelola Sampah Plastik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Fakta Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Fakta Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Ini Daftar Korban Lainnya

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Ini Daftar Korban Lainnya

Tren
Kaki Bayi Sehat Disebut Menunjukkan Refleks Plantar, Apa Itu?

Kaki Bayi Sehat Disebut Menunjukkan Refleks Plantar, Apa Itu?

Tren
Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Azerbaijan?

Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Azerbaijan?

Tren
Kasus Vina Cirebon, Nirbhaya New Delhi, dan 'No Viral No Justice'

Kasus Vina Cirebon, Nirbhaya New Delhi, dan "No Viral No Justice"

Tren
Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Tren
Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Tren
Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Tren
Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Tren
Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Tren
Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Tren
6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

Tren
Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Tren
Ucapan dan Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2024

Ucapan dan Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com