Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Impor Sampah Plastik Berkedok Bahan Baku Industri

Kompas.com - 20/09/2019, 12:50 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Impor sampah plastik bercampur limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) marak terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.

Diberitakan Kompas.com (18/9/2019), sepanjang 2019, Bea Cukai sudah memulangkan (reekspor) sebanyak 331 kontainer sampah plastik ke negara asalnya.

Kontainer-kontainer itu berasal dari Australia, Belgia, Perancis, Jerman, Yunani, Belanda, Slovenia, Amerika Serikat, Selandia Baru, Hongkong dan United Kingdom.

Impor sampah plastik tersebut digunakan untuk tujuan bahan baku industri, terutama industri pembuatan kertas.

Dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (19/9/2019), pakar lingkungan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Dwi Sawung mengatakan, impor sampah plastik tersebut bisa berakibat fatal bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat Indonesia karena tak semua sampah plastik bisa didaur ulang.

"Sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang akhirnya dibakar dan menyebabkan racun, adapula yang dibuang sembarangan akhirnya mencemari sungai dan laut," ucapnya.

Dwi menambahkan, sampah plastik tersebut juga berefek pada kesehatan masyarakat Indonesia, seperti kasus yangt terjadi di daerah Pasar Kemis, Tangerang, di mana terdapat industri pembuatan kertas HVS.

"Ada banyak sisa sampah plastik dari industri tersebut. Sampah-sampah sisa produksi itu ada yang dibakar dan dibuang di lingkungan sekitar."

"Akibatnya, banyak masyarakat di sana yang terkena gangguan saluran pernapasan seperti ISPA dan gangga kesehatan lainnya," tambahnya.

Mengatasi hal ini, Indonesia terus melakukan tindakan tegas seiring maraknya impor sampah plastik bercampur limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).

Baca juga: Indonesia Jadi Tujuan Ekspor Sampah Plastik Negara Maju? Ini Bahayanya

Berdasarkan laporan Kompas.com, Rabu (18/9/2019), Sepanjang 2019 Bea Cukai sudah memulangkan kembali (reekspor) sebanyak 331 kontainer sampah plastik ke negara asalnya.

Namun, Dwi berpendapat langkah tersebut hanya efektif untuk jangka pendek. Bagi Dwi, satu-satunya cara untuk mengatasi masalah impor sampah plastik dalam jangka panjang adalah dengan membenahi pengelolaan sampah di Indonesia.

"Langkah terbaik, yakni membenahi pengelolaan sampah di Indonesia sehingga sumber bahan baku yang ada di indonesia bisa masuk dalam industri. Jadi, enggak perlu lagi impor," ujar dia.

Meski sudah ada undang-udang yang mengatur pelarangan impor sampah, Dwi menuturkan para pelaku industri seringkali berkilah. Mereka berdalih bahwa barang yang mereka impor tersebut adalah bahan baku.

"Di dalam undang-undang itu sudah jelas dilarang impor sampah. Tapi, pelaku industri berkilah bahwa itu bahan baku. Kalau bahan baku harusnya tidak dalam bentuk sampah seperti itu," ucapnya.

Baca juga: Indonesia Pulangkan Sampah Plastik Australia yang Terkontaminasi B3

Halaman:

Terkini Lainnya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com