Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Jadi Tujuan Ekspor Sampah Plastik Negara Maju? Ini Bahayanya

Kompas.com - 19/09/2019, 18:32 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini Indonesia menjadi tujuan ekspor sejumlah negara maju, terutama negara-negara Eropa dan Amerika terkait limbah plastik.

Diberitakan Kompas.com (29/7/2019), 65 kontainer limbah plastik masuk di Pelabuhan Peti Kemas Batuampar, Batam, Kepulauan Riau pada awal Juli 2019 lalu.

Setelah dites oleh laboratorium Kantor Pelayanan Umum (KPU) Bea dan Cukai Tipe Batam, Kepulauan Riau sebanyak 38 kontainer di antaranya positif mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).

Mengatasi hal ini, Indonesia terus melakukan indakan tegas dengan memulangkan kembali (reekspor) sampah-sampah plastik bercampur limbah B3 tersebut.

Berdasarkan laporan Kompas.com, Rabu (18/9/2019), sepanjang 2019 Bea Cukai sudah melakukan reekspor sebanyak 331 kontainer sampah plastik ke negara asalnya.

"Reekspor dilakulan oleh yang bersangkutan (perusahaan pengimpor)," ujar Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi di Terminal Peti Kemas Koja, dikutip dari Kompas.com, Rabu (18/9/2019).

Hingga 17 September 2019, Bea Cukai telah menindak kurang lebih 2.041 kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak, Batam, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Tangerang.

Hal ini seolah menjadi bukti bahwa Indonesia telah menjadi lahan subur bagi sejumlah negara maju untuk melakukan ekspor sampah plastik.

Baca juga: Indonesia Pulangkan Sampah Plastik Australia yang Terkontaminasi B3

Perang Dagang

Pakar lingkungan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Dwi Saung, mengatakan meningkatnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat turut memberi sumbangan terhadap meningkatnya impor sampah plastik di Indonesia.

Perang dagang membuat China menghentikan impor sampah plastik dari sejumlah negara Eropa dan Amerika. Alhasil, ini membuat ekspor sampah plastik beralih ke negara-negara yang dianggap lemah, termasuk Indonesia.

"Kebetulan di Indonesia sendiri ada industri yang menampungnya. Akhirnya, jadilah Indonesia sebagai negara tujuan ekspor sampah plastik," ujar Dwi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/9/2019).

Dwi mengatakan, sampah plastik hasil impor tersebut sebagin besar dimanfaatkan untuk bahan baku industri, salah satunya industri pembuatan kertas.

"Mereka dibayar dua kali. Kalau ambil bahan baku dari lokal mereka harus membeli kalau dari luar justru mereka dibayar dari sumbernya," ujar Dwi.

Melansir pemberitaan VOA Indonesia awal tahun 2019, Direktur Eksekutif Ecoton (Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah), Prigi Arisandi telah melakukan pengamatan di lokasi desa tempat pembuangan sampah palstik di Mojokero, Sidoarjo dan Gresik.

Dari hasil pengamatan tersebut, Prigi menyakini lebih dari 300 kontainer yang sebagian besar mengangkut sampah plastik ke Jawa Timur setiap harinya.

Baca juga: Indonesia Kirim Balik 9 Kontainer Sampah Plastik ke Australia

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com