Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Para Pelajar Ikut Turun ke Jalan...

Kompas.com - 26/09/2019, 06:37 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sehari setelah para mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya melakukan aksi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, para pelajar melakukan aksi dengan tuntutan dan di lokasi yang sama, Rabu (25/9/2019).

Sejak Rabu pagi, bahkan tagar #STMMelawan #STMBergerak, dan sejumlah tagar lainnya mendominasi trending Twitter Indonesia.

Sejumlah video dan foto di Twitter yang menggambarkan para pelajar STM yang turut melakukan aksi demo bersama mahasiswa.

Seorang pengguna Twitter bernama Andri Prasetiyo yang mengunggah foto gerombolan anak STM tersebut, mengatakan, peristiwa itu terjadi di daerah seputar Jembatan Slipi, Jakarta Pusat.

"Saya di lokasi sejak pagi dan saya yang mengambil gambar itu. Itu kejadiannya di jembatan setelah Jembatan Slipi arah DPR," ucap Andri saat dihubungi Kompas.com, Rabu pagi.

Baca juga: Pukul 18.20 WIB, Ratusan Pelajar STM Bergerak Menuju Gedung DPR

Menurut Andri, gerombolan pelajar STM mengikuti aksi demo sejak Selasa (23/9/2019) sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.

Salman Al Fathan dari Bem FISIP UI membenarkan soal gerombolan anak STM yang turut serta melakukan aksi demo.

"Mereka datang di daerah sekitar JPO yang deket gerbang DPR sebelah kanan," ujar Salman.

Menurut Salman, gerombolan pelajar STM tersebut datang secara bersamaan dan ada pula yang menyusul kemudian.

"Saya salut sama mereka. Ini tandanya mereka ikut peduli dengan apa yang terjadi dengan negara ini. Sayangnya, mereka tidak dalam koordinasi dengan koordinator lapangan sehingga ada sedikit keributan juga," ujar dia.

Aksi para pelajar masih terus berlangsung hingga Rabu.

Sejak pagi bahkan hingga Rabu petang, aksi para pelajar ini masih terus berlangsung. Massa masih ada yang bergerak ke Gedung DPR.

Baca juga: Viral Anak STM Ikut Demo di Depan Gedung DPR, Ini Faktanya...

Diberitakan Kompas.com, Rabu petang, sekelompok pelajar menyanyikan yel-yel saat melakukan konvoi dengan berjalan kaki di Jalan Gatot Subroto pukul 18.20 WIB.

Mereka mengaku dari STM kawasan Jabodetabek dan menuju ke Gedung DPR RI. Spanduk bertuliskan kritik terhadap DPR turut mereka bawa.

Polisi yang berjaga di depan Markas Polda Metro Jaya tak menghalangi rombongan pelajar ini melintas.

Sekitar pukul 21.45 WIB, terjadi bentrok antara polisi dan pelajar yang berkonsentrasi di bawah Jembatan Slipi, Jalan S Parman, Jakarta Barat.

Sementara, massa masih terus berdatangan dari arah Grogol dan berkumpul di atas Jembatan Slipi.

Sebelumnya, mereka memblokade jalan tol.

Para pelajar ini melempar batu dan petasan ke arah aparat kepolisian.

Gas air mata pun ditembakkan polisi ke arah massa. Polisi menyatakan akan menangkap para pelajar yang tak mau membubarkan diri.

Hingga pukul 22.00 WIB, polisi telah menangkap 570 pelajar. Ratusan pelajar yang diamankan ini menjalani pembinaan di Polda Metro Jaya.

Sebagian di antaranya telah dijemput oleh orangtua mereka.

Instruksi Dinas Pendidikan

Merespons turunnya para pelajar untuk mengikuti aksi, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengeluarkan instruksi.

Kepala sekolah dan pengawas sekolah diminta mengantisipasi para siswanya agar tidak melakukan aksi unjuk rasa.

"Sehubungan dengan aktivitas demonstrasi oleh massa, mohon untuk mengantisipasi kegiatan para peserta didik sekolah masing-masing yang mengarah atau berpotensi pada kegiatan pengerahan massa," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susie Nurhati melalui keterangan tertulis, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (25/9/2019).

Sekolah diminta mengarahkan dan membimbing siswa untuk tidak terlibat kegiatan yang mengganggu ketertiban umum serta tindakan anarkistis yang merusak fasilitas masyarakat.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Psikologi UGM Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D menilai, turunnya para pelajar ini mengikuti merupakan konformitas dengan teman pergaulannya.

Aksi ini terjadi atas nama solidaritas dan rasa kebersamaan.

"Siapa yang masuk kelompok saya dan siapa yang bukan kelompok saya. Anak-anak ini kemudian takut kalau dia dianggap bukan sebagai kelompok saya, maka dia kemudian berangkat," kata Koentjoro.

Meski demikian, Koentjoro menilai, para pelajar yang turut melakukan aksi demo belum punya tujuan yang jelas. 

"Kalau kakak-kakak mahasiswa itu kan sudah punya pikiran, punya tujuan tertentu. Kalau anak-anak ini mereka kumpul-kumpul bareng saja," kata Koentjoro.

Sumber: Kompas.com (Ariska Puspita Anggraini, Cynthia Lova, Luthfia Ayu Azanella)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com