Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai Twit Konsumsi Minuman Serbuk Saset Bisa Sebabkan Cuci Darah, Ini Kata Dokter

Twit itu diunggah oleh akun ini pada Kamis (6/10/2022).

"Eh tau gak si gara-gara ada yang share ini di group WA, bunda aku jadi ilangin minuman manis di rumah sambil bilang 'jgn minum yg manis ntar kaya gini' sambil liatin gambar di bwh," tulis pengunggah.

Dalam twit tersebut, pengunggah juga melampirkan sebuah gambar yang berisi tulisan seperti berikut:

"Anak kecil di zaman sekarang umur 9 tahun sudah cuci darah karena sering minum jus sasetan yang diblender dengan es. 1 hari 5 bungkus. 10 bulan kemudian cuci darah," bunyi tulisan itu.

Hingga Sabtu (8/10/2022), twit tersebut telah dikomentari oleh 430 warganet, dibagikan kepada 630 akun, dan disukai oleh lebih dari 4.100 pengguna Twitter.

Lantas, benarkah terlalu sering mengonsumsi minuman saset bisa menyebabkan seseorang harus menjalani cuci darah?

Penjelasan dokter

Dokter umum di Puskesmas Gedongan, Kota Mojokerto, Jawa Timur, dr Wahyu Tri Kusprasetyo mengatakan, minuman serbuk yang dikonsumsi secara berlebihan dapat mengganggu kinerja ginjal.

"Minuman serbuk menyebabkan kerja ginjal bertambah, jika dilakukan terus menerus akan mengakibatkan kerusakan," ujarnya saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Sabtu (8/10/2022).

Menurutnya, semakin tinggi kandungan zat dalam pelarut minuman (air), maka akan semakin meningkatkan metabolisme tubuh.

Alhasil, kerja ginjal juga akan meningkat.

Sementara itu, dokter ahli penyakit dalam Andi Khomeini Takdir menuturkan bahwa tiap-tiap minuman serbuk saset memiliki jenis kandungan yang berbeda-beda.

"Jadi bagaimana kita menyikapi masing-masing minuman itu sebenarnya dari apa isinya dan apa tujuannya," jelasnya kepada Kompas.com, Sabtu (8/10/2022).

Menurut Andi, kandungan di dalam minuman serbuk saset itulah yang dapat memengaruhi kesehatan seseorang jika dikonsumsi secara terus-menerus.

Oleh sebab itu, ketika mengonsumsi minuman serbuk saset disarankan untuk melihat nilai kandungan zat-zat yang tertera di kemasannya.

"Anjuran sehari untuk konsumsi gula itu sekitar 30 gram, maka kalau di dalam minuman serbuk itu ada 10 gram, maka seyogyanya jangan lebih dari 2 lah yang dikonsumsi dari minuman tersebut," jelasnya.

Jika seseorang mengonsumsi lebih dari batas yang dianjurkan, maka risiko berbagai penyakit akan meningkat.

"(Penyakit-penyakit inilah) yang dapat merusak penyaring dari ginjal. Makanya kalau tidak dikontrol, tidak dilakukan upaya perbaikan akan terjadi kerusakan ginjal terminal atau gagal ginjal," ujar Andi.

Gagal ginjal dan cuci darah

Dokter sekaligus Direktur RSU PKU Muhammadiyah Prambanan, dr. Dien Kalbu Ady menjelaskan bahwa mengonsumsi minuman serbuk saset yang berlebihan dalam jangka panjang memang dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal.

Bahkan, pada pasien yang mengalami gagal ginjal, mereka harus melakukan cuci darah rutin.

Bahaya mengonsumsi minuman serbuk saset ini berlaku untuk minuman serbuk jenis apa saja.

"Kandungan kafein, taurin, ekstrak ginseng, dan gula yang berlebihan dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah dan gangguan aliran darah pada ginjal," terangnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (8/10/2022).

Menurutnya, asupan gula yang berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes.

"Kondisi tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal kronis sehingga harus cuci darah," ujarnya lagi.

Untuk mencegah bahaya itu terjadi, Dien menyarankan agar minuman serbuk kemasan jangan dikonsumsi secara berlebihan.

Selain itu, imbangi dengan memperbanyak minum air putih untuk mencegah terjadinya dehidrasi.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/10/08/193500265/ramai-twit-konsumsi-minuman-serbuk-saset-bisa-sebabkan-cuci-darah-ini-kata

Terkini Lainnya

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

Tren
Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Tren
Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Tren
Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

Tren
Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke