Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Mitos Menyesatkan dalam Penggunaan Tabir Surya

Tabir surya adalah racikan krim dari bahan herbal maupun kimia, yang bermanfaat untuk menghalangi pengaruh jahat sinar matahari yang bisa merusak kesehatan kulit.

Krim ini harus diaplikasikan setiap hari, terutama di waktu seseorang akan beraktivitas berlebih di luar ruangan. Seperti ketika akan melakukan olahraga pagi semisal bersepeda atau berenang.  

Pelindung kulit ini bisa berupa krim, lotion, semprotan, gel atau malah foam. 

Selain sunscreen ada pula sunsblock. Jika sunscreen hanya melindungi kulit dari sinar UVB saja, sunsblock lebih maksimal karena bisa melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB.

Sinar UVA lebih panjang dan dapat menembus jendela dan awan. Sedangkan sinar UVB lebih pendek dan biasanya tak bisa menembus jendela.

Meski sudah mengenalnya sejak lama, namun beberapa orang memiliki pemahaman salah soal penggunaan tabir surya. Berikut enam mitos salah soal tabir surya:

1. Sunblock dan sunscreen adalah sama

Sunscreen mengandung bahan berupa filter untuk mengurangi penyerapan radiasi sinar UV ke dalam kulit. Sedangkan sunblock mengandung mineral alami yang  tak mudah terurai di bawah sinar matahari.

Dalam pemakaiannya, sunscreen harus dioleskan 20 menit sebelum Anda beraktivitas di luar ruangan. Karena kandungan sunscreen butuh waktu untuk bisa terserap ke dalam kulit.

Nah, untuk aktivitas harian biasa, Anda bisa menggunakan sunscreen yang formulanya lebih ringan.

Sedangkan untuk aktivitas outdoor lebih lama dari biasanya, seperti berolahraga, gunakan sunblock yang formulanya tak harus menunggu lama untuk bisa langsung menjadi tameng kulit. 

2. Mencampur suncreen dengan foundation wajah

Hal ini seharusnya tidak dilakukan. Karena bisa saja, asupan sunscreen yang dibutuhkan kulit jadi tak tercukupi, atau ada bahan-bahan kimia yang kontra dan justru bisa berbahaya bagi kulit.

Melansir dari Huffpost, pemakaian yang tepat adalah oles dulu sunscreen pada wajah, biarkan kering, baru kemudian aplikasikan foundation.

Dalam beberapa penelitian medis, mencampur bahan SPF dengan bahan non SPF, justru bisa merusak bahan SPF yang ada.

3. Ketika kulit tak sakit tersengat matahari, berarti kita tak memerlukan sunscreen

Hal ini tentu saja salah. Tanda radiasi UV yang merusak kulit tak harus berupa rasa sakit karena sengatan sinar matahari.

Kulit yang menjadi gelap atau merah, adalah tanda bahwa sel-sel dalam permukaan kulit mati karena terkena sinar radiasi matahari.

Dan kulit yang berubah warna ini, bisa mengarah pada hiperpigmentasi dan kanker kulit jika tak segera teratasi dengan benar.

4. Sunscreen bisa menyebabkan kanker

Penelitian terbaru hanya menyebutkan bahwa oxybenzone, kandungan di dalam sunscreen, bisa mengendap dalam aliran darah selama 21 hari lamanya. Namun dalam penelitian itu tak ditemukan bahwa hal tersebut bisa mengarah ke penyebab kanker.

5. Kulit gelap tidak membutuhkan tabir surya

Faktanya, seluruh jenis kulit membutuhkan sunscreen. Tabir surya bukan digunakan untuk melindungi kulit agar senantiasa putih dan cerah, namun digunakan untuk melindungi kulit dari bahaya radiasi sinar matahari.

Terlebih untuk orang yang memiliki kulit gelap atau hitam. Kulit ini justru lebih gampang terkena hiperpigmentasi karena radiasi sinar matahari. Biasanya ditandai dengan munculnya bintik-bintik warna hitam.

6. Tabir surya hanya dibutuhkan di luar ruangan saja

Ini juga mitos yang salah. Karena faktanya, sinar UVA bisa menembus jendela, awan, juga kaca.

Jadi meski Anda berada di dalam ruangan, sinar matahari tetap bisa menerobos masuk dan mengusik kesehatan kulit Anda.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/20/200000065/6-mitos-menyesatkan-dalam-penggunaan-tabir-surya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke