Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Ambergris, Peneliti LIPI Ingatkan Paus Hewan Dilindungi

KOMPAS.com - Ambergris atau muntahan paus ramai dibicarakan setelah seorang perempuan di Thailand, Siriporn Niamrin (49), menemukannya.

Muntahan paus yang ditemukan Siriporn memiliki berat 7 kilogram, lebar 30 hingga 60 cm, dan disebut bernilai hingga Rp 37 miliar.

Peneliti Paus di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Sekar Mira menjelaskan, ambergris berasal dari kotoran yang masuk dari saluran cerna paus.

"Kemudian dianggap benda asing oleh paus sehingga mekanisme tubuhnya itu mengeluarkan seperti senyawa sekresi yang lama kelamaan akan terakumulasi banyak dan akhirnya dimuntahkan," ujar Sekar saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Akan tetapi, ambergris ini tidak dimuntahkan oleh semua jenis paus, hanya paus sperma saja yang bisa memuntahkannya.

Hewan dilindungi

Sekar mengingatkan, perlu diketahui bahwa paus merupakan hewan dilindungi. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi mereka yang berniat memburu muntahan paus sperma atau ambergris.

Ia khawatir, para pemburu ambergris juga akan memburu pausnya.

"Itu sebenarnya yang saya khawatirkan. Takutnya orang-orang malah berlomba-lomba mendapatkan itu (ambergris) sampai membahayakan kelestarian dari paus tersebut," kata dia.

Pemanfaatan bagian tubuh dari hewan yang dilindungi, kata Sekar, perlu melalui izin terlebih dulu.

"Untuk penelitian saja kita perlu izin, menggunakan atau memanfaatkan hewan yang dilindungi itu kan perlu izin, jadi hati-hati. Bisa ada konsekuensi hukumnya," ujar Sekar.

Apa yang membuat ambergris mahal?

Sekar mengatakan, salah satu sebab mengapa ambergris bisa bernilai tinggi karena terkandung cincin benzena.

"Di ambergris itu memang kalau dilihat dari rantai kimianya ada cincin benzena, itu adalah ciri-ciri senyawa aromatik. Senyawa itu dipakai untuk membuat parfum katanya supaya lebih awet baunya," kata Sekar.

Jika dilihat dari senyawa kimianya, kata dia, ambergris dapat meningkatkan kualitas wewangian.

Nilainya menjadi mahal karena ambergris juga sangat jarang ditemukan.

"Jadi mungkin mahal karena ambergris ini memiliki senyawa yang lebih kuat dari bahan kimia yang sintetis," ujar Sekar.

Bisa mengeras seperti batu

Sekar menjelaskan, ambergris mengandung banyak minyak sehingga dapat mengapung di air ketika dimuntahkan.

Akan tetapi, setelah teroksidasi dengan udara, ambergris tersebut akan mengeras.

"Biasanya ambergris ini ditemukannya berbentuk seperti batu. Tetapi kalau dibakar, akan meleleh," kata Sekar.

Saat ditanya, seberapa banyak ambergris yang dikeluarkan paus sperma dalam sekali muntahan, Sekar tidak bisa menjawab secara pasti karena belum ada kajian soal itu.

"Namanya kejadian di alam ya, butuh banyak waktu untuk mengamati," ujar dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/05/090700365/soal-ambergris-peneliti-lipi-ingatkan-paus-hewan-dilindungi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke