Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Virus Corona, Korea Selatan dan Klaim Penurunan Kasus Covid-19...

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengeluarkan kebijakan tambahan terkait perlintasan orang dari/menuju Indonesia pada Kamis (19/3/2020).

Adapun informasi tersebut diunggah oleh akun Instagram Kedutaan Besar RI untuk Seoul, @kbri_seoul.

Selain itu, kebijakan tambahan lainnya yakni WNI yang berkunjung ke Iran, Italia, Vatikan, Spanyol, Perancis, Jerman, Swiss, dan Inggris akan dilakukan pemeriksaan tambahan oleh Kantor Kesehatan Bandara atau Pelabuhan setiba di Indonesia.

Jika hasil pemeriksaan tambahan menunjukkan gejala awal Covid-19, maka akan dilakukan observasi pada fasilitas selama 14 hari.

Sementara, jika tidak ditemukan gejala awal, maka sangat dianjutkan agar yang bersangkutan dapat melakukan karantina mandiri selama 14 hari.

Terkait peyebaran virus corona di Korea Selatan, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi mengungkapkan, kondisi Kota Daegu (lokasi di mana kasus pertama virus corona merebak di Korea Selatan) saat ini mulai membaik.

"Sekitar 3-4 hari lalu, kasus di Daegu semakin menurun jumlah kasusnya, sudah kelihatan upaya-upaya pemerintah Korsel yang berhasil untuk menangani ledakan kasus di Daegu," ujar Umar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/3/2020).

Menurut Umar, Daegu merupakan wilayah yang terinfeksi wabah virus corona terparah di Korea Selatan.

Ia menjelaskan, sebanyak 70 persen jumlah kasus virus corona di Korsel berasal dari Daegu.

Upaya pencegahan yang berhasil dilakukan Pemerintah Korsel antara lain, mencanangkan paket bantuan ekonomi untuk recovery bagi masyarakat Daegu dan kota lain dan wilayah Gyeongsang utara.

Muncul klaster baru

Tak hanya itu, Umar mengungkapkan, meski mengalami penurunan jumlah kasus di Daegu, tercatat ada kemunculan klaster-klaster kecil yang menjadi pusat penyebaran virus corona.

"Jadi ada pusat penyebaran baru, seperti di salah satu perusahaan asuransi itu dari 90 orang tiba-tiba ada kasus virus corona, kemudian di gereja Gyeonggi ada beberapa anggota gereja terinfeksi, dan di fitness center dilaporkan ada satu kasus positif virus corona," imbuhnya.

Kemudian, Umar menjelaskan bahwa di Korea Selatan saat ini telah menerapkan social distancing di mana tindakan ini membuat orang-orang tidak berkumpul dan melakukan pekerjaan dari rumah masing-masing.

Gelombang kedua

Di sisi lain, terkait adanya gelombang kedua masuknya kasus virus corona dari luar negeri, Pemerintah Korea Selatan juga memperketat masuknya orang asing ke dalam Korsel.

Langkah ini dilakukan guna mencegah penularan virus corona yang semakin meluas dari Eropa yang diketahui jumlah kasusnya terus bertambah dengan cepat.

"Karena khawatir ada penumpang dari Eropa yang saat ini sedang meledak jumlah kasusnya, apalagi status sudah menjadi pandemi," kata dia.

Kendati demikian, KBRI Seoul mengimbau untuk tetap tenang dan terus waspada. Pihaknya juga terus melakukan komunikasi kepada WNI di Korsel.

Sementara, Korsel sempat mengalami peningkatan jumlah kasus yang signifikan, namun Pemerintah Korsel tidak ada wacana untuk me-lockdown negaranya.

"Mereka sampai hari ini tidak melakukan lockdown. Daegu juga tidak pernah di-lockdown, mereka memang tidak memilih melakukan lockdown meski terjadi penyebaran yang besar," ujar Umar.

Menurutnya, Pemerintah Korsel tidak melakukan lockdown karena mereka berpikir dapat menangani virus corona dengan lebih baik, tanpa diterapkan lockdown.

"Mereka memberlakukan special care zone, zona perawatan khusus di Kota Daegu. Artinya resources pemerintah pusat semuanya dikerahkan ke Kota Daegu, seperti kesiapan rumah sakit, dokter, dan lainnya," imbuhnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/20/172000265/virus-corona-korea-selatan-dan-klaim-penurunan-kasus-covid-19-

Terkini Lainnya

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke