Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Kompas.com - 16/04/2024, 19:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan bercorak Buddha yang terletak di tepi Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.

Kerajaan Sriwijaya meninggalkan cukup banyak prasasti, yang menjadi bukti keberadaannya.

Selain prasasti Sriwijaya, ada pula beberapa candi yang diduga juga dibangun oleh kerajaan ini.

Dibandingkan jumlah prasasti Kerajaan Sriwijaya, candi-candi yang ditemukan terbilang sedikit.

Berikut ini 10 peninggalan Kerajaan Sriwijaya beserta gambarnya.

Baca juga: Bukti Hubungan Baik Kerajaan Sriwijaya dengan India

Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Candi Muara Takus

Kompleks Candi Muara Takus di Riau.Shutterstock/StevenAssa Kompleks Candi Muara Takus di Riau.

Salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya adalah Candi Muara Takus.

Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau.

Candi ini diyakini sebagai bagian dari warisan peradaban Buddha dari masa Kerajaan Sriwijaya.

Para ahli berpendapat pembangunan Candi Muara Takus diperkirakan dilakukan antara abad ke-4 hingga ke-11.

Bangunan utama di Kompleks Candi Muara Takus adalah stupa besar berbentuk menara.

Selain itu, terdapat empat bangunan candi berukuran besar, yaitu Candi Sulung, Candi Bungsu, Stupa Mahligai, dan Palangka.

Baca juga: Candi Muara Takus: Sejarah, Fungsi, dan Bagian-bagiannya

Candi Muaro Jambi

Candi Tinggi di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muarajambi di Jambi.Dok. Indonesian Heritage Agency Candi Tinggi di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muarajambi di Jambi.
Kompleks Candi Muaro Jambi yang ditemukan pada abad ke-19, berada tepat di tepi Sungai Batanghari, Kabupaten Muaro Jambi.

Candi Muaro Jambi diperkirakan dibangun antara abad ke-7 hingga abad ke-12.

Di kompleks ini, terdapat sekitar 110 reruntuhan candi yang kini belum semuanya dipugar.

Para ahli memperkirakan, candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang dulunya digunakan sebagai permukiman dan pusat pengembangan agama Buddha.

Baca juga: Nama-Nama Candi di Kompleks Percandian Muaro Jambi

Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Prasasti Kedukan Bukit

Salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terkenal adalah Prasasti Kedukan Bukit, yang ditemukan pada 29 November 1920, di tepi Sungai Batang, Kedukan Bukit, Palembang.

Prasasti berangka tahun 683 Masehi ini ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Prasasti Kedukan Bukit berisi tentang berdirinya Kerajaan Sriwijaya dan raja pertamanya yang bernama Sri Jayanegara, melakukan perjalanan suci menggunakan perahu bersama 20.000 tentaranya.

Peristiwa yang disebutkan itu membuktikan kemajuan pelayaran di Indonesia pada masa Hindu-Buddha.

Baca juga: Prasasti Kedukan Bukit: Sejarah, Isi, dan Artinya

Prasasti Karang Berahi

Prasasti Karang Berahi diyakini sebagai peninggalan Kerajaan SriwijayaKemendikbud RI Prasasti Karang Berahi diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Prasasti Karang Berahi ditemukan pada 1904 oleh seorang kontrolir Belanda bernama LM Berkhout.

Lokasinya berada di Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi.

Prasasti ini berisi tentang kutukan bagi siapa pun yang menolak ketaatan kepada raja atau melakukan kejahatan.

Isi Prasasti Karang Berahi ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dan dengan aksara Pallawa.

Baca juga: Prasasti Karang Berahi: Sejarah, Isi, dan Terjemahan

Prasasti Telaga Batu

Prasasti Telaga Batu peninggalan Kerajaan Sriwijaya.Kemdikbud Prasasti Telaga Batu peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti Telaga Batu merupakan sumber sejarah dari Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan pada 1935, di Telaga Batu, Kelurahan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang.

Prasasti ini diperkirakan berasal dari periode yang sama dengan Prasasti Kedukan Bukit, yaitu abad ke-7 Masehi.

Prasasti Telaga Batu juga berisi mengenai kutukan kepada siapa pun, termasuk para pejabat kerajaan, ahli senjata, saudagar, tukang cuci, sampai tukang sapu kerajaan, yang melakukan pelanggaran di Kadatuan Sriwijaya dan tidak patuh terhadap perintah raja.

Baca juga: Prasasti Telaga Batu: Keunikan, Isi, dan Maknanya

Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur.KOMPAS/KRIS R MADA Prasasti Kota Kapur.
Prasasti Kota Kapur ditemukan di bagian Barat Pulau Bangka oleh JK van der Muelen pada tahun 1892.

Isi prasasti ini ditulis dengan menggunakan aksara Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno.

Prasasti Kota Kapur merupakan sebuah peringatan telah dikuasainya Pulau Bangka oleh Kerajaan Sriwijaya.

Selain itu, prasasti ini menyebutkan tentang kutukan atau ancaman kepada para pemberontak dan orang-orang yang bersekongkol dengan mereka.

Mereka yang disebutkan diharapkan mati terkena kutuk dan akan dikirimkan ekspedisi untuk menghukumnya bersama keluarganya.

Baca juga: Prasasti Kota Kapur, Bukti Keberadaan Kerajaan Sriwijaya

Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo yang disimpan di Museum Nasional Indonesia.Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata Prasasti Talang Tuo yang disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Prasasti ini ditemukan oleh Louis Constant Westenenk pada 17 November 1920, di sekitar kaki Bukit Seguntang, dekat Palembang.

Isi prasasti Talang Tuo berupa doa dedikasi yang menggambarkan aliran Buddha yang dianut pada masa Sriwijaya, yaitu Mahayana.

Selain itu, dalam 14 baris kalimatnya, diceritakan pembangunan sebuah taman oleh Sri Jayanasa demi kesejahteraan semua makhluk pada abad ke-7.

Baca juga: Prasasti Talang Tuo: Lokasi Penemuan, Isi, dan Maknanya

Prasasti Palas Pasemah

Prasasti Palas Pasemah peninggalan Kerajaan Sriwijaya.Kemdikbud Prasasti Palas Pasemah peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti Palas Pasemah ditemukan di tepi rawa Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Prasasti ini terdiri dari 13 baris teks yang ditulis dalam aksara Pallawa dengan bahasa Melayu Kuno.

Isinya mirip dengan beberapa prasasti lain dari Sriwijaya, yang mengandung kutukan bagi siapa saja di Bhumi Jawa dan Lampung yang berbuat jahat dan tidak tunduk kepada Sriwijaya.

Baca juga: Prasasti Palas Pasemah, Takluknya Lampung Selatan pada Sriwijaya

Prasasti Hujung Langit

Prasasti Hujung Langit atau Prasasti Harakuning di Lampung.Kemdikbud Prasasti Hujung Langit atau Prasasti Harakuning di Lampung.
Prasasti Hujung Langit atau Prasasti Bawang ditemukan di Desa Haur Kuning, Lampung.

Meskipun sebagian besar tulisannya telah pudar, prasasti yang berasal dari tahun 997 Masehi ini, berisi penetapan suatu daerah sebagai sima atau wilayah bebas pajak.

Prasasti Bungkuk

Replika Prasasti Bungkuk di Museum Lampung.Dok. Museum Lampung Replika Prasasti Bungkuk di Museum Lampung.
Prasasti Bungkuk ditemukan di Desa Bungkuk, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Prasasti yang memuat 12 atau 13 baris tulisan dalam huruf Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno ini terdapat kata-kata kutukan sebagaimana beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Bungkuk menunjukkan bawah jangkauan wilayah Sriwijaya meliputi Way Sekampung, Lampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com