Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Prasasti Kerajaan Sriwijaya Sebagian Besar Berisi Kutukan?

Kompas.com - 04/08/2023, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.id

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya meninggalkan cukup banyak candi dan prasasti yang tersebar di beberapa wilayah di Pulau Sumatera.

Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya memiliki ciri khas, yakni isinya memuat kutukan.

Mengapa prasasti Kerajaan Sriwijaya sebagian besar berisi kutukan?

Baca juga: Sejarah Batu Bedil, Situs Megalitik dan Prasasti Sriwijaya

Mengapa prasasti Sriwijaya berisi kutukan?

Melansir Kompas.id, Peneliti Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Retno Purwanti menyatakan bahwa 90 persen prasasti pada zaman Kerajaan Sriwijaya berisi kutukan raja.

Retno mengatakan prasasti Sriwijaya berisi kutukan agar masyarakat tunduk pada perintah raja.

Prasasti dari Sriwijaya yang menguraikan tentang kutukan raja terhadap siapa saja yang melanggar aturan di antaranya:

  • Prasasti Telaga Batu
  • Prasasti Boom Baru
  • Prasasti Kota Kapur
  • Prasasti Karang Berahi
  • Prasasti Palas Pasemah
  • Prasasti Baturaja
  • Prasasti Bukit Seguntang
  • Prasasti Bungkuk

Dari delapan prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang berisi kutukan tersebut, tujuh di antaranya ditujukan kepada pemberontak.

Hanya satu prasasti yang memuat kutukan untuk birokrat pemerintahan, yakni Prasasti Telaga Batu.

Baca juga: Prasasti Palas Pasemah, Takluknya Lampung Selatan pada Sriwijaya

Sebagian besar prasasti kutukan ditempatkan di daerah ekonomi strategis untuk membuat masyarakat patuh terhadap perintah raja.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Muhammad Ikhsan, menuturkan bahwa pemberian ancaman kepada pengkhianat atau pemberontak menjadi cara jitu menekan gejolak di dalam kerajaan, sehingga Sriwijaya dengan lebih mudah memperluas kerajaannya.

Arkeolog berkebangsaan Belanda, Nicolaas Johannes Krom, juga mengungkapkan pendapatnya.

Menurut NJ Krom, kutukan-kutukan yang ada pada prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah pernyataan kekuasaan Sriwijaya.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com