KOMPAS.com - Situs Batu Bedil merupakan peninggalan zaman Megalitikum di Lampung.
Secara administratif, situs ini terletak di Dusun Batu Bedil, Desa Gunung Meraksa, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Di Situs Batu Bedil tidak hanya ditemukan benda-benda Megalitik, tetapi juga prasasti dari periode Kerajaan Sriwijaya.
Baca juga: Sejarah Situs Harakuning di Lampung
Situs Batu Bedil memiliki luas 100 x 500 meter, di mana terdapat benda-benda peninggalan zaman Megalitikum dan Prasasti Batu Bedil.
Benda-benda Megalitik di situs ini terdiri dari batu-batu tegak (menhir), lumpang batu, dolmen, dan batu bergores.
Di Situs Batu Bedil terdapat 14 menhir yang membentuk formasi segi empat.
Menhir-menhir tersebut merupakan batu alam yang tidak menunjukkan adanya pengerjaan tangan manusia.
Baca juga: Menhir: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan
Melansir laman Kemdikbud, penamaan Batu Bedil berasal dari menhir berukuran besar dan tinggi di situs ini.
Menhir setinggi 2,2 meter dengan lebar 1,09 meter tersebut dinamai Batu Bedil karena dulunya sering terdengar suara letusan.
Di sebelah timur barisan menhir, terdapat Prasasti Batu Bedil yang berasal dari periode Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti Batu Bedil terbuat dari batu berukuran panjang 185 sentimeter, lebar 72 sentimeter, dan tebal 55 sentimeter.
Pada prasasti ini terpahat 10 baris tulisan dalam satu bingkai, yang saat ini kondisinya sudah aus dan sulit untuk dibaca.
Berdasarkan bentuk tulisannya, para peneliti memperkirakan Prasasti Batu Bedil dibuat pada akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10.
Karena tulisannya telah aus, isi Prasasti Batu Bedil tidak diketahui.
Baca juga: Prasasti Palas Pasemah, Takluknya Lampung Selatan pada Sriwijaya
Dari baris pertama yang tampak ditulis menggunakan Bahasa Sanskerta, terdapat kata "namo bhagawate".
Sedangkan pada baris kesepuluh atau baris terakhir, terdapat kata "swaha".
Kata "namo bhagawate" sebagai permulaan dan "swaha" sebagai penutup memberi dugaan bahwa isi Prasasti Batu Bedil berkaitan dengan mantra.
Pada bagian bawah bingkai yang berisi tulisan, terdapat goresan membentuk padma atau bunga teratai.
Referensi: