KOMPAS.com - Masa Paleolitikum, juga dikenal sebagai zaman Batu Tua, adalah periode paling awal dalam sejarah manusia, di mana peralatannya terbuat dari batu yang dibentuk sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Ciri-ciri alat yang berasal dari zaman Paleolitikum adalah masih berbentuk sederhana dan kasar, karena kamampuan manusia purba pada masa itu sangat terbatas.
Peralatan pada zaman Paleolitikum berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia purba pada masa itu, yang berorientasi pada berburu dan meramu atau food gathering.
Dengan demikian, hasil kebudayaan dari zaman Paleolitikum memiliki fungsi yang berbeda-beda, sesuai kebutuhannya.
Berikut ini peralatan peninggalan pada zaman Paleolitikum yang pernah ditemukan para ahli.
Baca juga: Zaman Paleolitikum: Ciri-ciri, Peninggalan, dan Manusia Pendukung
Salah satu peralatan manusia purba dari zaman Paleolitikum adalah kapak genggam.
Melansir laman Kemdikbud, kapak genggam adalah alat batu masif yang dicirikan oleh pembentukan tajaman dengan pangkasan pada kedua muka yang meliputi seluruh atau sebagian besar bidang permukaan.
Kapak genggam berbentuk seperti kapak yang lancip di bagian ujungnya, tetapi tidak memiliki tangkai atau gagang, sehingga penggunaannya dengan cara digenggam.
Fungsi dari kapak genggam adalah sebagai alat berburu bintang, memotong dan menguliti binatang.
Baca juga: Kapak Lonjong: Ciri-ciri, Lokasi Penemuan, dan Fungsinya
Kapak perimbas atau chopper adalah peralatan dari batu yang menyerupai kapak genggam, tetapi ukurannya lebih besar dengan tajaman pada ujungnya berbentuk cembung dan lurus.
Kapak perimbas berfungsi untuk merimbas atau memotong kayu, menggali umbi-umbian, menguliti binatang, dan memecah tulang.
Alat ini ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, antara lain di Pacitan (Jawa Timur), Kamuda (Lampung), Lahat (Sumatera Selatan), Tambangsawah (Bengkulu), Bali, dan Jampang Kulon (Sukabumi).
Baca juga: Kapak Perimbas: Fungsi, Ciri-ciri, dan Lokasi Penemuan
Alat-alat serpih atau flakes adalah peninggalan zaman Paleolitikum yang berukuran sangat kecil dengan ukuran rata-rata kurang dari 10 cm, dan terdiri dari beberapa jenis.
Jenis alat-alat serpih antara lain, berbentuk serut (bagian ujungnya ada yang serut ujung, serut cekung, dan serut gigi), dan berbentuk lancipan (berbentuk lengkung atau oval).
Alat ini memiliki jenis yang beragam dan fungsinya pun tergantung pada bentuknya.
Namun pada umumnya, alat serpih dimanfaatkan sebagai alat memotong, menusuk, melubangi kulit binatang, dan menyerut umbi-umbian.
Di Indonesia, flakes ditemukan di daerah Ngandong, Pacitan, Gombong, dan Sangiran, kemudian di luar Pulau Jawa seperti di Flores, Timor, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.
Selain ketiga peralatan tersebut, manusia purba pada zaman Paleolitikum juga membuat alat-alat dari tulang hewan yang dibentuk menjadi semacam belati dan ujung tombak dengan gigi-giri pada sisinya.
Referensi: