KOMPAS.com - Zaman Paleolitikum atau zaman Batu Tua adalah periode praaksara di mana manusia purba menggunakan peralatan dari batu yang masih sangat kasar.
Kehidupan manusia purba sepenuhnya bergantung pada keadaan alam dan tempat tinggalnya belum menetap atau nomaden.
Untuk memenuhi kebutuhan makan, mereka berburu binatang dan mengumpulkan makanan dari lingkungan sekitar.
Dari penelitian para ahli, kebudayaan yang berpengaruh pada masa Paleolitikum terdiri atas dua jenis yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
Karena itu, dua daerah yang diperkirakan sebagai pusat kebudayaan Paleolitikum adalah Pacitan dan Ngandong.
Baca juga: Zaman Paleolitikum: Ciri-ciri, Peninggalan, dan Manusia Pendukung
Pacitan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Pada zaman purba, diperkirakan aliran Sungai Bengawan Solo mengalir ke selatan dan bermuara di Pacitan.
Oleh karena itu, Pacitan menjadi salah satu wilayah di mana hasil kebudayaan Paleolitikum banyak ditemukan.
Kebudayaan Pacitan pertama kali ditemukan oleh GHR von Koenigswald pada 1935, tepatnya di dekat Kecamatan Punung.
Dalam penelitiannya, Koenigswald menemukan beberapa hasil teknologi bebatuan atau alat-alat dari batu yang masih kasar.
Beberapa hasil kebudayaan zaman Paleolitikum yang ditemukan di Pacitan di antaranya:
Berbagai peninggalan tersebut diperkirakan digunakan oleh manusia purba jenis Pithecanthropus erectus.
Baca juga: Kebudayaan Pacitan: Penemu, Peninggalan, dan Persebaran
Kebudayaan Ngandong adalah hasil kebudayaan manusia praaksara yang berkembang di daerah Ngandong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Di daerah ini banyak ditemukan peralatan manusia purba yang terbuat dari batu, tulang hewan dan tanduk rusa.
Peralatan tersebut diperkirakan hasil kebudayaan manusia purba Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
Berikut ini beberapa contoh peninggalan Kebudayaan Ngandong.
Referensi: