Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan antara Pebble Culture, Bone Culture, dan Flake Culture

Kompas.com - 19/08/2022, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Kebudayaan yang ada pada zaman Mesolitikum atau Batu Madya tidak jauh berbeda dari masa Paleolitikum atau Batu Tua.

Alat-alat batu yang digunakan pada zaman Paleolitikum masih terus digunakan pada zaman Mesolitikum, tetapi telah dikembangkan dan lebih maju.

Secara umum, zaman Mesolitikum memiliki tiga corak kebudayaan, yaitu:

Lantas, apa perbedaan antara Pebble Culture, Bone Culture, dan Flake Culture?

Baca juga: Pebble Culture: Asal-usul dan Persebaran

Pebble Culture

Pebble Culture adalah artefak litik kerakal (pebble) dengan teknik pemangkasan satu sisi dan meninggalkan sisi lainnya yang masih asli.

Artefak litik yang diserpih memanjang dan patahan mendatar di bagian ujungnya ditajamkan ini disebut sebagai kapak genggam Sumatera atau Sumatralith, dinamai berdasarkan lokasi penemuannya.

Kebudayaan kapak genggam Sumatera atau Pebble Culture banyak ditemukan di tumpukan sampah dapur atau bukit kerang (kjokkenmoddinger) di pantai timur Sumatera bagian utara.

Pebble Culture berasal dari Kebudayaan Bacson-Hoabinh di daerah pedalaman Vietnam.

Dari wilayah itu, kebudayaan ini dibawa ke Nusantara dengan daerah persebaran meliputi Lhokseumawe, Langsa, Binjai, hingga Medan.

Bone Culture

Bone Culture merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut alat-alat peninggalan manusia purba yang terbuat dari tulang.

Kebudayaan ini berasal dari Vietnam Selatan, yang kemudian menyebar hingga ke Indonesia, khususnya di Jawa Timur.

Bone Culture berkembang di daerah gua-gua yang digunakan sebagai tempat tinggal atau disebut abris sous roche.

Adapun temuan alat tulang yang terkenal di Jawa adalah artefak dari Gua Lawa di Sampung, yang letaknya sekitar 18 kilometer di sebelah barat laut dari pusat Kota Ponorogo.

Alat-alat tulang yang ditemukan di lokasi ini sangat melimpah dengan berbagai variasi bentuk, hingga akhirnya dikenal dengan nama Sampung Bone Culture.

Produk alat tulang tersebut meliputi lancipan atau sudip, belati dari tanduk, dan beberapa mata kail.

Baca juga: Bone Culture: Pengertian dan Hasil Kebudayaan

Flake Culture

Flake Culture adalah kebudayaan alat serpih yang terbuat dari batu berukuran sangat kecil.

Hal ini karena bahan pembuat flake adalah batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam, yang kemudian dibentuk menjadi tajam.

Bahan pembuatannya biasanya dari batu andesit, gamping, dan kalsedon.

Temuan alat-alat tulang atau Bone Culture dari Sampung, Ponorogo.Kemdikbud Temuan alat-alat tulang atau Bone Culture dari Sampung, Ponorogo.
Istilah Flake Culture pertama kali disebutkan oleh arkeolog bernama Alfred Buhler, karena melihat banyaknya penemuan alat serpih di tempat tinggal suku Toala di derah Lumancong, Sulawesi Selatan.

Di Indonesia, kebudayaan ini banyak ditemukan di gua-gua di daerah Sulawesi Selatan dan NTT.

Baca juga: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri

Beda Pebble Culture, Bone Culture, dan Flake Culture

Perbedaan antara Pebble Culture, Bone Culture, dan Flake Culture dapat dilihat dalam tabel berikut.

  Pebble Culture Bone Culture Flake Culture
Asal Vietnam Vietnam Selatan Daratan Asia
Daerah penemuan Pantai timur Sumatera Jawa Timur Sulwesi Selatan dan NTT
Jalur persebaran Jalur barat Jalur barat Jalur timur
Lokasi penemuan Kjokkenmoddinger Abris sous roche Abris sous roche
Bahan pembuatan Batu kali Tulang binatang Batu andesit dan kalsedon
Fungsi Alat mencungkil tanah, memecah kulit kerang, memotong dan menguliti binatang buruan Alat mengorek dan membersihkan kulit umbi-umbian Alat penusuk dan mengupas makanan

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com