KOMPAS.com - Hikayat Banjar merupakan kumpulan naskah tambo/babad sejarah kerajaan di Kalimantan, yakni Kesultanan Banjarmasin dan Kerajaan Kotawaringin.
Naskah Hikayat Banjar ditulis dalam akrasa Arab-Melayu dan menjadi salah satu bukti tentang penyebaran Islam di Nusantara.
Adapun Hikayat Banjar terbagi ke dalam dua bagian, yakni Resensi I dan Resensi II.
Baca juga: Hikayat Amat Rhang Manyang, Kisah Anak Durhaka yang Dikutuk Jadi Bukit
Naskah Hikayat Banjar dikelompokkan dalam dua kategori, yakni koleksi Indonesia dan koleksi Eropa.
Naskah Hikayat Banjar koleksi Eropa banyak ditemukan di Leiden, Belanda, dan merupakan salinan dari naskah Indonesia.
Sementara itu, naskah Hiyakat Banjar koleksi Indonesia mayoritas masih asli dan tersimpan di Jakarta.
Koleksi Hikayat Banjar yang ada di Jakarta terbagi dalam tujuh jenis, yakni:
Selain itu, di dalam Hikayat Banjar juga terdapat nasihat kehidupan atau pitutur luhur dan kata-kata hikmah.
Seorang filolog Belanda bernama Hans Ras, telah melakukan penelitian terkait Hikayat Banjar.
Ia menjelaskan bahwa menurut alur kisahnya, Hikayat Banjar secara umum terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Hikayat Banjar Resensi I dan Hikayat Banjar Resensi II.
Hikayat Banjar Resensi I berisi kisah keturunan raja-raja Banjar dan Kotawaringin, seperti cerita Keraton I (Negara Dipa), Keraton II (Negara Daha), Keraton III (Banjarmasin), dan Keraton IV (Martapura).
Sementara itu, Hikayat Banjar Resensi II berisi kisah periode sejarah Lambung Mangkurat.
Dari segi gaya penulisan, Hikayat Banjar berbentuk prosa, sedangkan isinya berisi kisah sejarah. Oleh sebab itu, Hikayat Banjar digolongkan sebagai sastra sejarah.
Baca juga: Faktor yang Mendorong Agama Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Dalam naskah Hikayat Banjar dipaparkan asal-usul dan sejarah berdirinya kerajaan di Kalimantan dan proses Islamisasi atau penyebaran Islam di Banjar.
Referensi: