Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Julukan HB Jassin, Kritikus dan Esais Populer di Indonesia

Kompas.com - 03/08/2023, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Hans Bague Jassin atau yang lebih dikenal HB Jassin adalah pengarang, penyunting, cendekiawan, dan kritikus sastra.

Ia juga merupakan tokoh pendiri Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin pada 28 Juni 1976, yang dibantu oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta di Taman Ismail Marzuki.

Di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin ini telah tersimpan banyak arsip kesustraan nasional Indonesia maupun internasional dari berbagai sumber.

Lantas, di balik kiprahnya tersebut, apa julukan HB Jassin?

Baca juga: HB Jassin, Paus Sastra Indonesia

Dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia

HB Jassin berasal dari Gorontalo, Sulawesi Utara, 31 Juli 1917.

Sejak muda, tepatnya saat duduk di bangku kuliah, HB Jassin sudah bekerja sebagai dosen luar biasa untuk mata kuliah Kesustraan Indonesia Modern di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Setelah itu, pada 15 Agustus 1957, Jassin berhasil menyelesaikan kuliahnya dan mendapat gelar sarjana.

Pascalulus dari Universitas Indonesia, Jassin memperdalam pengetahuan ilmu sastranya di Universitas Yale, Amerika Serikat sejak 1958 hingga 1959.

Sekembalinya dari Amerika, Jassin bekerja secara sukarela di kantor Asisten Residen Gorontalo selama beberapa waktu.

Saat bekerja di sana, Jassin mendapat tawaran dari sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana untuk bekerja di badan penerbitan Balai Pustaka tahun 1940 hingga 1942.

Lalu, sejak tahun 1942 hingga 1945, Jassin bekerja sebagai redaktur Panji Pustaka dan wakil pemimpin redaksi Panca Raya tahun 1945 hingga 21 Juli 1947.

Selain berkiprah di perusahaan penerbitan, HB Jassin mengembangkan kariernya dengan bekerja di bidang kritik sastra.

Umumnya, kritik yang dikembangkan HB Jassin bersifat edukatif dan apresiatif, sekaligus lebih mementingkan kepekaan dan perasaan daripada teori ilmiah sastra.

Salah satu dukungan yang diberikan melalui kritik sastra adalah ketika ia membela Chairil Anwar, sang penyair, yang dituduh sebagai plagiat melalui bukunya yang bertajuk Chairil Anwar Penyair Angkatan 45.

Berkat pengaruhnya dalam bidang sastra Indonesia tersebut, pada 1965, HB Jassin dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia oleh budayawan Gayus Siagian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com