Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Perjalanan Pemilu di Indonesia

Kompas.com - 27/11/2023, 13:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Penyelenggaraan pemilu di Indonesia sudah berlangsung sejak 1955 hingga 2019.

Pada Februari 2024, Indonesia akan kembali menyelenggarakan pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden selanjutnya.

Namun, bagaimana proses pemilu di Indonesia berkembang dan berlangsung hingga hari ini? 

Baca juga: Sejarah Pemilu di Indonesia dari Masa ke Masa

Pemilu 1955 (Era Parlementer)

Pemilu 1955 merupakan perhelatan pemilihan pertama pasca-proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Pada periode ini, Indonesia berada dalam suasana Demokrasi Parlementer di bawah kepemimpinan Kabinet Burhanuddin Harahap.

Proses pemungutan suara Pemilu 1955 terdiri dari dua tahap, yaitu pemilihan anggota DPR pada 29 September 1955 dan pemilihan anggota Dewan Konstituante pada 25 Desember 1955.

Pemilu 1955 diterapkan dengan sistem pemilihan proporsional. Saat itu, kepemimpinan Indonesia dipegang oleh Soekarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden.

Pada 5 Juli 1959, Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden, menetapkan UUD 1945 sebagai Dasar Negara. Konstituante dan DPR hasil Pemilu dibubarkan, digantikan oleh DPR-GR.

Kabinet juga diganti dengan Kabinet Gotong Royong, sedangkan ketua DPR, MPR, BPK, dan MA diangkat sebagai pembantu Soekarno dengan jabatan menteri.

Baca juga: Sejarah Pemilu 1955 di Indonesia

Pemilu 1971-1997 (Era Orde Baru)

Pemilu 1971 merupakan pemilihan kedua di Indonesia yang diadakan pada masa pemerintahan Orde Baru.

Pada 5 Juli 1971, Pemilu ini diselenggarakan dengan tujuan memilih Anggota DPR.
Pelaksanaan Pemilu 1971 menggunakan sistem perwakilan berimbang (proporsional) dengan sistem stelsel daftar.

Artinya, kekuatan perwakilan organisasi dalam DPR dan DPRD sejalan dengan dukungan pemilih karena pemilih memberikan suaranya kepada organisasi peserta pemilu.

Selama periode Pemilu 1971-1997, Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto. Keputusan ini sesuai dengan hasil Sidang Umum MPRS (TAP MPRS No. XLIV/MPRS/1968).

Selama 32 tahun pemerintahan Soeharto, terdapat enam kali penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II. Pada masa ini, Presiden dipilih oleh MPR.

Pada 1998, Soeharto digantikan oleh Presiden BJ. Habibie hingga Pemilu berikutnya.

Perubahan ini dilakukan berdasarkan hasil Sidang Istimewa MPR RI pada 23 Juli 2001, yang dituangkan dalam Ketetapan MPR RI No. II/MPR/2001.

Pemilu 1999 (Era Reformasi)

Pemilu 1999 merupakan pesta demokrasi pertama pada era reformasi. Pemungutan suara dilakukan serentak pada 7 Juni 1999 di seluruh wilayah Indonesia.

Pemilu 1999 masih menerapkan sistem perwakilan berimbang (proporsional) dengan stelsel daftar, melibatkan 48 partai politik.

Pada periode ini, Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden dan wakil presiden yang dipilih dan ditetapkan oleh MPR RI.

Kemudian, pasangan ini digantikan oleh Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz berdasarkan hasil Sidang Istimewa MPR RI pada 23 Juli 2001, yang diakui dalam Ketetapan MPR RI No. II/MPR/2001.

Baca juga: Cegah Kematian Massal Terulang, Petugas Pemilu 2024 Bakal Dapat Pemeriksaan Kesehatan

Pemilu 2004 (Awal Era Pilpres)

Pemilu 2004 merupakan momen penting sebagai pemilu pertama yaang memberi rakyat hak untuk memilih langsung anggota DPR, DPD, DPRD, serta presiden dan wakil presiden.

Pemilu ini dilaksanakan secara bersamaan pada 5 April 2004 untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD di seluruh Indonesia periode 2004-2009.

Sementara itu, pemilihan presiden dan wakil presiden untuk periode 2004-2009 diadakan pada 5 Juli 2004 (putaran I) dan 20 September 2004 (putaran II).

Pemilu 2004 diperkenalkan dengan sistem pemilihan yang berbeda dari pemilu sebelumnya, yaitu menggunakan sistem pemilu proporsional terbuka untuk pertama kalinya.

Hasil dari Pemilu Presiden (Pilpres) dan Wakil Presiden 2004 menetapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk periode 2004-2009.

Pemilu 2009

Pemilu 2009 menjadi pemilu ketiga dalam era reformasi yang diadakan serentak di seluruh Indonesia.

Pemungutan suara dilakukan pada 9 April 2009 untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD (baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota) untuk periode 2009-2014.

Pemilihan presiden dan wakil presiden untuk periode 2009-2014 dilaksanakan pada 8 Juli 2009 (dalam satu putaran).

Hasil dari Pilpres 2009 menetapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk periode 2009-2014.

Pemilu 2014

Sama seperti pelaksanaan pemilu sebelumnya, Pemilu 2014 diadakan secara bersamaan dalam dua tahap untuk Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Pemilihan anggota DPR, DPD, dan DPRD (Pemilu Legislatif) diadakan pada 9 April 2014 di dalam negeri dan 30 Maret-6 April 2014 di luar negeri.

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan pada 9 Juli 2014. Berdasarkan hasil Pilpres 2014, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla terpilih kemudian diumumkan sebagai presiden dan wakil presiden RI untuk periode 2014-2019.

Baca juga: Semarak Pemilu Indonesia di Italia, Malta, dan Siprus

Pemilu 2019

Pemilu 2019 diselenggarakan pada 17 April 2019. Hasil Pemilu 2019 menetapkan kemenangan bagi pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, yang kemudian diumumkan sebagai presiden dan wakil presiden RI untuk periode 2019-2024.

Pemilu 2024

Pilpres 2024 akan menjadi pemilihan presiden langsung kelima dalam sejarah Pemilu di Indonesia.

Menurut Peraturan KPU (PKPU) terkait penyelenggaraan Pemilu 2024, pemilihan ini akan dilakukan secara serentak pada 14 Februari 2024 mendatang.

Saat ini, sudah terdapat tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden yang resmi mendaftarkan dirinya ke KPU, yaitu Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, serta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Referensi:

  • Huda, N. (2017). Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia. Kencana.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com