Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar Belakang Pembentukan Sarekat Dagang Islam

Kompas.com - 21/11/2023, 19:30 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Sarekat Dagang Islam (SDI) adalah organisasi ternama yang identik dengan gerakan nasionalis, demokratis, religius serta ekonomis.

Sarekat Dagang Islam didirikan oleh KH Samanhudi, seorang pengusaha batik di Kampung Laweyan, Solo, Jawa Tengah, pada 1911.

Organisasi ini bermula sebagai perkumpulan golongan pedagang Muslim pribumi.

Pada saat H.O.S Tjokroaminoto masuk dalam struktur kepengurusan organisasi, SDI diubah namanya menjadi Sarekat Islam (SI).

Apa latar belakang berdirinya Sarekat Dagang Islam?

Baca juga: Mengapa Sarekat Dagang Islam Diubah Menjadi Sarekat Islam?

Berdirinya Sarekat Dagang Islam

Latar belakang pembentukan Sarekat Dagang Islam adalah untuk memajukan kepentingan para pedagang Muslim pribumi.

Kemunculan Sarekat Dagang Islam dipicu adanya monopoli penjualan bahan baku oleh pedagang China, yang dirasakan sangat merugikan pedagang Muslim pribumi.

Peristiwa di daratan China mendorong orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda (Indonesia) untuk menuntut perbaikan dalam status sosial mereka.

Pada awal abad ke-20, orang-orang Tionghoa di Hindia Belanda telah memperoleh konsesi penting dari pemerintah kolonial, seperti penghapusan surat pas (surat larangan) bagi mereka yang akan bepergian di luar daerah tempat tinggalnya.

Konsesi ini diberikan karena perdagangan Belanda membutuhkan para pedagang China sebagai perantara di desa-desa, agar monopoli perdagangannya tetap terjaga.

Konsesi lainnya adalah pendirian Sekolah China-Belanda, pembentukan perkumpulan pedagang China yang disebut Siang Hwee, dan pengakuan yang sama bagi orang China dengan golongan Eropa dalam hukum perdata dan hukum dagang.

Baca juga: Sarekat Islam: Latar Belakang, Perkembangan, dan Perpecahan

Sebagai "imbalan" dari pemberian konsesi, pemerintah kolonial mengambil alih beberapa perusahaan yang sebelumnya dipegang oleh orang China, seperti rumah gadai, peminjaman kepada orang di desa, dan perdagangan candu.

Hal ini menyebabkan banyak orang China yang memindahkan modal dan usahanya ke bidang lain, yakni perusahaan batik.

Kegiatan itu dirasa mengancam pedagang Arab dan Sumatera, yang kemudian membentuk perkumpulan dan bersatu seperti orang China agar dapat membela haknya serta mengajukan tuntutan perbaikan kepada pemerintah.

Pembentukan Sarekat Dagang Islam didahului dengan didirikannya perkumpulan oleh para pedagang Arab dan Sumatera pada 1904, yang dinamai Jamiat Khair.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com