Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Jalan Tengah

Kompas.com - 03/10/2023, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Sekitar satu dekade setelah bubarnya VOC, Indonesia sempat dikuasai oleh Inggris pada 1811-1816.

Pada saat proses pengembalian Indonesia dari Inggris ke Belanda, Raja William I membentuk Komisaris Jenderal Hindia Belanda.

Tokoh yang termasuk Komisaris Jenderal Kolonial Belanda adalah Cornelis Theodorus Elout, Godert Alexander Gerard Philip Baron van der Capellen, dan Arnold Adriaan Buyskes.

Selain mengurus penyerahan Indonesia dari Inggris, tugas Komisaris Jenderal adalah merumuskan undang-undang baru yang akan diterapkan di negeri jajahan.

Salah satu kebijakan Komisaris Jenderal yang berkuasa setelah VOC dibubarkan adalah kebijakan jalan tengah.

Apa itu kebijakan jalan tengah?

Baca juga: Komisaris Jenderal Belanda yang Menerima Penyerahan Indonesia dari Inggris

Latar belakang kebijakan jalan tengah

Kebijakan jalan tengah adalah kebijakan untuk menengahi kepentingan kaum liberal dan konservatif Belanda, dengan mempertimbangkan kondisi wilayah jajahan.

Pada saat tiba di Indonesia pada Mei 1816, Komisaris Jenderal Hindia Belanda membawa rancangan undang-undang baru yang dikonsep oleh Raja William I.

Rancangan undang-undang itu disebut Regeringsreglement.

Regeringsreglement dipercayakan Raja William I kepada Komisaris Jenderal Hindia Belanda untuk disusun kembali sesuai kebijaksanaan mereka.

Mereka yang dianggap lebih tahu kondisi sebenarnya di wilayah jajahan dan diharapkan bertindak sesuai keadaan.

Berbekal kepercayaan raja, Komisaris Jenderal Hindia Belanda banyak merombak Regeringsreglement.

Tugas Komisaris Jenderal Hindia Belanda terasa berat karena mereka harus mempertimbangkan kepentingan pejabat Belanda dari kubu liberal dan konservatif, serta melihat kondisi di tanah jajahan.

Baca juga: Pemerintahan Komisaris Jenderal Belanda (1816-1818)

Untuk menyelesaikan perdebatan antara kaum liberal dan kaum konservatif terkait dengan pengelolaan tanah jajahan untuk mendatangkan keuntungan yang diharapkan, pemerintah mengambil kebijakan jalan tengah.

Kaum liberal berkeyakinan bahwa pengelolaan negeri jajahan akan mendapatkan keuntungan melimpah apabila diserahkan kepada swasta dan rakyat diberi kebebasan dalam menanam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com