KOMPAS.com - Herman Willem Daendels merupakan politikus Belanda yang sempat menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda antara tahun 1808-1811.
Ia mengisi jabatan Gubernur Hindia Belanda ke-36 atas kuasa dari Louis Napoleon, ketika Belanda sedang dikuasai Perancis.
Tugas Herman Willem Daendels di Indonesia adalah mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris.
Ketika menjalankan tugasnya, ia memerintah Indonesia dengan sistem kediktatoran dan dikenal kerap menerapkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat.
Baca juga: Pieter Both, Gubernur Jenderal VOC Pertama
Herman Willem Daendels lahir di Belanda pada 21 Oktober 1762. Ia merupakan putra dari Burchard Johan Daendels dan Josina Christina Tulleken.
Sejak usia 18 tahun, Daendels sudah ikut perkumpulan para pemberontak di Belanda. Bahkan, ia juga sempat ikut melarikan diri ke Perancis.
Selama di Perancis, Daendels menyaksikan banyak hal bersejarah, salah satunya Revolusi Perancis.
Ia lantas bergabung dengan pasukan Batavia yang republikan hingga diangkat menjadi jenderal.
Pada 1795, Daendels masuk tentara Republik Bataaf dengan pangkat letnan jenderal dan turut berperan dalam penyusunan Undang-Undang Dasar Belanda.
Namun, pada tahun 1800, ia memilih mengundurkan diri dari jabatannya setelah dianggap kurang sigap ketika diserang oleh beberapa pihak, seperti Inggris dan Rusia.
Baca juga: Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1904 Hingga 1949
Enam tahun berselang, yakni pada 1806, Daendels dipanggil oleh Louis Napoleon, Raja Belanda saat itu, dan diminta kembali berbakti di tentara Belanda.
Setelah bergabung, Daendels diberi tugas untuk mempertahankan Provinsi Friesland dan Groningen dari serangan Prusia.
Daendels pun berhasil menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya tersebut dengan baik.
Dikenal sebagai salah satu patriot Belanda yang sangat terpengaruh semangat Revolusi Perancis, Daendels mencuri perhatian Kaisar Napoleon Bonaparte.
Pada 28 Januari 1807, atas saran dari Kaisar Napoleon Bonaparte, ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Albertus Wiese.