Runtuhnya VOC mengakibatkan Indonesia berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial Belanda dengan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Tugas utama Daendels di Indonesia adalah mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris
Selain itu, Daendels juga harus memperkuat pertahanan, memperbaiki administrasi pemerintahan, dan memperbaiki kehidupan sosial ekonomi di Nusantara, khususnya Jawa.
Pasalnya, pada saat itu, Jawa merupakan satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang masih bertahan dan belum jatuh ke tangan Inggris.
Baca juga: Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1816 hingga 1875
Sebelum Daendels datang, tepatnya pada tahun 1800, Inggris telah memblokade Batavia dan menghancurkan galangan kapal Belanda di Pulau Onrust sampai tidak bisa digunakan lagi.
Mendengar kejadian itu, Daendels sadar bahwa kekuatan Perancis-Belanda yang saat itu ada di Jawa tidak akan bisa menghadapi kekuatan Inggris.
Setelah tiba di Batavia pada 5 Januari 1808, Herman Willem Daendels menerapkan kebijakan dalam berbagai bidang, yang kemudian sangat memengaruhi kehidupan rakyat Indonesia.
Berikut ini kebijakan Daendels dalam berbagai bidang.
Baca juga: Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1904 Hingga 1949
Selama memerintah, Daendels telah melakukan berbagai pembangunan jalan di Jawa, kecuali jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.
Meski banyak yang meyakini jalan raya pos dari Anyer sampai Panarukan dibangun oleh Daendels, faktanya jalan ini sudah ada ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 ini tiba di Jawa.
Pada 1808, Daendels mulai membangun jalan dari Bogor menuju Cisarua sampai ke Sumedang.
Akan tetapi, ketika proses pembangunan sampai di Sumedang, proyek ini terbentur oleh kondisi alam yang tidak mendukung, karena terdiri atas batuan cadas.
Meski sempat terjadi ketegangan karena para pekerja menolak untuk meneruskan pekerjaan mereka, pembangunan dilanjutkan setelah Brigadir Jenderal von Lutzow turun tangan.
Baca juga: Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1875 hingga 1904
Selama memerintah, Daendels perlahan berubah menjadi sosok diktator yang sering memaksakan kehendak, baik kepada penduduk lokal maupun rekan-rekan sebangsanya.
Kesalahan terbesarnya ketika menjalankan pemerintahan adalah menjual tanah kepada pihak swasta dan hasilnya digunakan untuk memperkaya diri sendiri.
Selain itu, proyek pembangunan jalan yang dilakukan oleh Daendels mengundang kecurigaan dari para pejabat Belanda.