Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1816 hingga 1875

Kompas.com - 22/02/2021, 14:16 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - John Fendall menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang terakhir saat Inggris menduduki Hindia Belanda. Kekuasaan Inggris diambil alih oleh Belanda, yang kembali menduduki Hindia Belanda dari 1816 hingga 1949.

Siapa sajakah Gubernur Jenderal Hindia Belanda mulai dari 1816 hingga 1875? Berikut penjelasannya yang dilansir dari situs Dinas Pariwisata Jakarta dan Encyclopedia DKI Jakarta:

Gubenur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen (1816-1826)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van der CapellenRijksmuseum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van der Capellen
Van der Capellen lahir di Utrecht pada 1778 dan meninggal di De Bilt, Utrecht pada 1848. Ia merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-41.

Selama masa kepemimpinannya, Capellen berjuang menghadapi serangan Raffles yang saat itu menjabat sebagai Komisaris Jenderal Bengkulu. Saat itu, Raffles mencoba mengambil alih kekuasaan di Sumatera dan Kalimantan.

Ia juga pernah membuat kebijakan pengurangan monopoli rempah-rempah serta menghentikan pembayaran sewa tanah. Namun, penghentian pembayaran ini menimbulkan protes dari kalangan ningrat pemilih tanah, hingga akhirnya Perang Diponegoro terjadi.

Gubernur Jenderal Leonard Pierre Joseph du Bus de Gisignies (1826-1830)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Leonard Du Bus de GisugniesRijksmuseum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Leonard Du Bus de Gisugnies
Du Bus de Gisugnies merupakan orang Katolik pertama yang memimpin Hindia Belanda. Ia merupakan bangsawan Belgia dan saat menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Batavia, ia menyelesaikan gedung istana gubernur jenderal yang sekarang digunakan sebagai Gedung Departemen Keuangan.

Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch (1830-1833)

Potret Gubernur Jendral Hindia Belanda Johannes Graaf van den Bosch (1780-1844) dilukis oleh Raden Saleh pada 1811 ?1880.Rijksmuseum Potret Gubernur Jendral Hindia Belanda Johannes Graaf van den Bosch (1780-1844) dilukis oleh Raden Saleh pada 1811 ?1880.
Van den Bosch dilahirkan di Herwijnen, Belanda. Ia mengawali karirnya di Pulau Jawa pada 1797 sebagai seorang letnan dan kemudian diangkat menjadi kolonel. Pada 1810, ia dipulangkan ke Belanda karena perbedaan pendapat dengan Daendels.

Saat 1827, ia dikirim kembali ke Batavia untuk menjabat sebagai jenderal komisaris. Kemudian pada 1830, ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan ia pensiun secara sukarela pada 1839.

Gubernur Jenderal Jean Chretien Baud (1833-1836)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jean Chretien BaudRijksmuseum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jean Chretien Baud
Jean Chretien Baud dilahirkan di Den Haag pada 1789 dan meninggal pada 1859. Ia merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-44.

Seusai menjabat sebagai gubernur jenderal, ia diangkat menjadi Menteri Angkatan Laut dan Menteri Jajahan. Selama masa kepemimpinannya, ia sangat kuat dalam membela sistem tanam paksa yang menyengsarakan rakyat Indonesia.

Gubernur Jenderal Dominique Jacques de Eerens (1836-1840)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Dominique Jacques de Eerens Rijksmuseum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Dominique Jacques de Eerens
Dominique Jacques de Eerens merupakan satu-satunya Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang dimakamkan di kompleks pemakaman Kebun Raya Bogor.

Selama masa kepemimpinannya, ia berhasil menuntaskan Perang Padri. Selain itu, ia juga mewajibkan pegawainya untuk menggunakan Bahasa Melayu.

Gubernur Jenderal Carel Sirardus Willem van Hogendorp (1840-1841)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Carel Sirardus Willem van HogendropRijksmuseum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Carel Sirardus Willem van Hogendrop
Carel Sirardus Willem van Hogendrop dilahirkan di Patna pada 1788 dan meninggal di Utrecht pada 1856. Ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, setelah kematian Dominique Jacques yang tiba-tiba.

Gubernur Jenderal Pieter Merkus (1841-1844)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Pieter MerkusRijksmuseum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Pieter Merkus
Pieter Merkus dilahirkan di Naarden, Belanda pada 1787. Ia kuliah hukum di Leiden dan pindah ke Batavia sebagai pegawai negeri sipil. Di tahun 1822 ia diangkat sebagai Gubernur Moluccas.

Ia mencoba memperbaiki kondisi hidup rakyat di sana dan mendukung perdagangan bebas rempah-rempah. Ia juga melawan bajak laut dan pada tahun 1828 memerintahkan ekspedisi ke Papua Niugini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Modus Pada Data Matematika

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Modus Pada Data Matematika

Skola
Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Direct and Indirect Speech dalam Bahasa Inggris

Skola
4 Unsur Pembentuk Kepribadian

4 Unsur Pembentuk Kepribadian

Skola
3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

3 Jenis Wewenang Menurut Max Weber

Skola
Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Perbedaan Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Median atau Nilai Tengah

Skola
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Mean atau Rata-rata

Skola
Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Verbal: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

5 Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi

Skola
Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Definisi Konflik Sosial dan Contohnya

Skola
Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Kerangka Surat Lamaran Pekerjaan yang Tepat

Skola
Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com