Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36

Kompas.com - 14/12/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Herman Willem Daendels merupakan politikus Belanda yang sempat menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda antara tahun 1808-1811.

Ia mengisi jabatan Gubernur Hindia Belanda ke-36 atas kuasa dari Louis Napoleon, ketika Belanda sedang dikuasai Perancis.

Tugas Herman Willem Daendels di Indonesia adalah mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris.

Ketika menjalankan tugasnya, ia memerintah Indonesia dengan sistem kediktatoran dan dikenal kerap menerapkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat.

Baca juga: Pieter Both, Gubernur Jenderal VOC Pertama

Masa muda

Herman Willem Daendels lahir di Belanda pada 21 Oktober 1762. Ia merupakan putra dari Burchard Johan Daendels dan Josina Christina Tulleken.

Sejak usia 18 tahun, Daendels sudah ikut perkumpulan para pemberontak di Belanda. Bahkan, ia juga sempat ikut melarikan diri ke Perancis.

Selama di Perancis, Daendels menyaksikan banyak hal bersejarah, salah satunya Revolusi Perancis.

Ia lantas bergabung dengan pasukan Batavia yang republikan hingga diangkat menjadi jenderal.

Pada 1795, Daendels masuk tentara Republik Bataaf dengan pangkat letnan jenderal dan turut berperan dalam penyusunan Undang-Undang Dasar Belanda.

Namun, pada tahun 1800, ia memilih mengundurkan diri dari jabatannya setelah dianggap kurang sigap ketika diserang oleh beberapa pihak, seperti Inggris dan Rusia.

Baca juga: Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1904 Hingga 1949

Dikirim ke Hindia Belanda

Enam tahun berselang, yakni pada 1806, Daendels dipanggil oleh Louis Napoleon, Raja Belanda saat itu, dan diminta kembali berbakti di tentara Belanda.

Setelah bergabung, Daendels diberi tugas untuk mempertahankan Provinsi Friesland dan Groningen dari serangan Prusia.

Ilustrasi Herman Willem Daendels bersama Letjen Krayenhoff (1795)Wikipedia Ilustrasi Herman Willem Daendels bersama Letjen Krayenhoff (1795)

Daendels pun berhasil menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya tersebut dengan baik.

Dikenal sebagai salah satu patriot Belanda yang sangat terpengaruh semangat Revolusi Perancis, Daendels mencuri perhatian Kaisar Napoleon Bonaparte.

Pada 28 Januari 1807, atas saran dari Kaisar Napoleon Bonaparte, ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Albertus Wiese.

Tugas Daendels di Hindia Belanda

Runtuhnya VOC mengakibatkan Indonesia berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial Belanda dengan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Tugas utama Daendels di Indonesia adalah mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris

Selain itu, Daendels juga harus memperkuat pertahanan, memperbaiki administrasi pemerintahan, dan memperbaiki kehidupan sosial ekonomi di Nusantara, khususnya Jawa.

Pasalnya, pada saat itu, Jawa merupakan satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang masih bertahan dan belum jatuh ke tangan Inggris.

Baca juga: Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1816 hingga 1875

Sebelum Daendels datang, tepatnya pada tahun 1800, Inggris telah memblokade Batavia dan menghancurkan galangan kapal Belanda di Pulau Onrust sampai tidak bisa digunakan lagi.

Mendengar kejadian itu, Daendels sadar bahwa kekuatan Perancis-Belanda yang saat itu ada di Jawa tidak akan bisa menghadapi kekuatan Inggris.

Kebijakan Daendels

Setelah tiba di Batavia pada 5 Januari 1808, Herman Willem Daendels menerapkan kebijakan dalam berbagai bidang, yang kemudian sangat memengaruhi kehidupan rakyat Indonesia.

Berikut ini kebijakan Daendels dalam berbagai bidang.

  • Membatasi pengaruh kekuasaan kerajaan-kerajaan tradisional Indonesia terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat
  • Membagi Pulau Jawa menjadi 23 keresidenan
  • Kedudukan Bupati sebagai penguasa tradisional daerah diubah menjadi pegawai dibawah pemerintah kolonial
  • Membagai wilayah Jawa bagian timur menjadi 5 prefektur (setingkat provinsi) yaitu Surabaya, Sumenep, Rembang, Pasuruan, Gresik
  • Mengisi tentara Belanda dengan orang-orang pribumi
  • Membangun rumah sakit dan barak-barak militer
  • Membangun pabrik senjata dan sekolah militer

Baca juga: Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1904 Hingga 1949

Selama memerintah, Daendels telah melakukan berbagai pembangunan jalan di Jawa, kecuali jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.

Meski banyak yang meyakini jalan raya pos dari Anyer sampai Panarukan dibangun oleh Daendels, faktanya jalan ini sudah ada ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 ini tiba di Jawa.

Pada 1808, Daendels mulai membangun jalan dari Bogor menuju Cisarua sampai ke Sumedang.

Akan tetapi, ketika proses pembangunan sampai di Sumedang, proyek ini terbentur oleh kondisi alam yang tidak mendukung, karena terdiri atas batuan cadas.

Meski sempat terjadi ketegangan karena para pekerja menolak untuk meneruskan pekerjaan mereka, pembangunan dilanjutkan setelah Brigadir Jenderal von Lutzow turun tangan.

Baca juga: Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1875 hingga 1904

patung Pangeran Kornel bersalaman dengan Daendels.KOMPAS/AGUS SUSANTO patung Pangeran Kornel bersalaman dengan Daendels.

Dipulangkan ke Belanda

Selama memerintah, Daendels perlahan berubah menjadi sosok diktator yang sering memaksakan kehendak, baik kepada penduduk lokal maupun rekan-rekan sebangsanya.

Kesalahan terbesarnya ketika menjalankan pemerintahan adalah menjual tanah kepada pihak swasta dan hasilnya digunakan untuk memperkaya diri sendiri.

Selain itu, proyek pembangunan jalan yang dilakukan oleh Daendels mengundang kecurigaan dari para pejabat Belanda.

Dalam proyeknya itu, ia juga dituduh korupsi. Daendels pun dianggap gagal melaksanakan tugasnya karena program yang dijalankan dinilai merugikan negara.

Akhirnya, Louis Napoleon memanggil Daendels kembali ke Belanda pada 1811 karena telah bertindak kejam dan sewenang-wenang, serta telah melakukan korupsi.

Daendels pun harus melepas mandatnya sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan digantikan oleh Jan Willem Janssens.

Baca juga: Jan Willem Janssens, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-37

Akhir hidup

Meski dianggap gagal menjalankan tugasnya di Hindia Belanda, Daendels masih diberi kepercayaan oleh Napoleon Bonaparte.

Setibanya kembali di Eropa, ia diberi misi untuk memimpin kesatuan Wurtemberg dan terlibat dalam penyerbuan ke Rusia pada 22 Juni 1812.

Setelah Napoleon dikalahkan di Waterloo dan Belanda merdeka kembali, Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal Pantai Emas Belanda.

Jabatan tersebut bertahan selama tiga tahun, yakni antara 9 Desember 1815 hingga 30 Januari 1818.

Daendels meninggal pada 2 Mei 1818 akibat penyakit malaria.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biografi Imam Tirmidzi, Ulama Hadis Penulis Kutubus Sittah

Biografi Imam Tirmidzi, Ulama Hadis Penulis Kutubus Sittah

Stori
Peristiwa Haur Koneng 1993

Peristiwa Haur Koneng 1993

Stori
Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com