Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36

Ia mengisi jabatan Gubernur Hindia Belanda ke-36 atas kuasa dari Louis Napoleon, ketika Belanda sedang dikuasai Perancis.

Tugas Herman Willem Daendels di Indonesia adalah mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris.

Ketika menjalankan tugasnya, ia memerintah Indonesia dengan sistem kediktatoran dan dikenal kerap menerapkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat.

Masa muda

Herman Willem Daendels lahir di Belanda pada 21 Oktober 1762. Ia merupakan putra dari Burchard Johan Daendels dan Josina Christina Tulleken.

Sejak usia 18 tahun, Daendels sudah ikut perkumpulan para pemberontak di Belanda. Bahkan, ia juga sempat ikut melarikan diri ke Perancis.

Selama di Perancis, Daendels menyaksikan banyak hal bersejarah, salah satunya Revolusi Perancis.

Ia lantas bergabung dengan pasukan Batavia yang republikan hingga diangkat menjadi jenderal.

Pada 1795, Daendels masuk tentara Republik Bataaf dengan pangkat letnan jenderal dan turut berperan dalam penyusunan Undang-Undang Dasar Belanda.

Namun, pada tahun 1800, ia memilih mengundurkan diri dari jabatannya setelah dianggap kurang sigap ketika diserang oleh beberapa pihak, seperti Inggris dan Rusia.

Dikirim ke Hindia Belanda

Enam tahun berselang, yakni pada 1806, Daendels dipanggil oleh Louis Napoleon, Raja Belanda saat itu, dan diminta kembali berbakti di tentara Belanda.

Setelah bergabung, Daendels diberi tugas untuk mempertahankan Provinsi Friesland dan Groningen dari serangan Prusia.

Daendels pun berhasil menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya tersebut dengan baik.

Dikenal sebagai salah satu patriot Belanda yang sangat terpengaruh semangat Revolusi Perancis, Daendels mencuri perhatian Kaisar Napoleon Bonaparte.

Pada 28 Januari 1807, atas saran dari Kaisar Napoleon Bonaparte, ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Albertus Wiese.

Tugas Daendels di Hindia Belanda

Runtuhnya VOC mengakibatkan Indonesia berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial Belanda dengan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Tugas utama Daendels di Indonesia adalah mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris

Selain itu, Daendels juga harus memperkuat pertahanan, memperbaiki administrasi pemerintahan, dan memperbaiki kehidupan sosial ekonomi di Nusantara, khususnya Jawa.

Pasalnya, pada saat itu, Jawa merupakan satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang masih bertahan dan belum jatuh ke tangan Inggris.

Sebelum Daendels datang, tepatnya pada tahun 1800, Inggris telah memblokade Batavia dan menghancurkan galangan kapal Belanda di Pulau Onrust sampai tidak bisa digunakan lagi.

Mendengar kejadian itu, Daendels sadar bahwa kekuatan Perancis-Belanda yang saat itu ada di Jawa tidak akan bisa menghadapi kekuatan Inggris.

Kebijakan Daendels

Setelah tiba di Batavia pada 5 Januari 1808, Herman Willem Daendels menerapkan kebijakan dalam berbagai bidang, yang kemudian sangat memengaruhi kehidupan rakyat Indonesia.

Berikut ini kebijakan Daendels dalam berbagai bidang.

Selama memerintah, Daendels telah melakukan berbagai pembangunan jalan di Jawa, kecuali jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.

Meski banyak yang meyakini jalan raya pos dari Anyer sampai Panarukan dibangun oleh Daendels, faktanya jalan ini sudah ada ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 ini tiba di Jawa.

Pada 1808, Daendels mulai membangun jalan dari Bogor menuju Cisarua sampai ke Sumedang.

Akan tetapi, ketika proses pembangunan sampai di Sumedang, proyek ini terbentur oleh kondisi alam yang tidak mendukung, karena terdiri atas batuan cadas.

Meski sempat terjadi ketegangan karena para pekerja menolak untuk meneruskan pekerjaan mereka, pembangunan dilanjutkan setelah Brigadir Jenderal von Lutzow turun tangan.

Dipulangkan ke Belanda

Selama memerintah, Daendels perlahan berubah menjadi sosok diktator yang sering memaksakan kehendak, baik kepada penduduk lokal maupun rekan-rekan sebangsanya.

Kesalahan terbesarnya ketika menjalankan pemerintahan adalah menjual tanah kepada pihak swasta dan hasilnya digunakan untuk memperkaya diri sendiri.

Selain itu, proyek pembangunan jalan yang dilakukan oleh Daendels mengundang kecurigaan dari para pejabat Belanda.

Dalam proyeknya itu, ia juga dituduh korupsi. Daendels pun dianggap gagal melaksanakan tugasnya karena program yang dijalankan dinilai merugikan negara.

Akhirnya, Louis Napoleon memanggil Daendels kembali ke Belanda pada 1811 karena telah bertindak kejam dan sewenang-wenang, serta telah melakukan korupsi.

Daendels pun harus melepas mandatnya sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan digantikan oleh Jan Willem Janssens.

Akhir hidup

Meski dianggap gagal menjalankan tugasnya di Hindia Belanda, Daendels masih diberi kepercayaan oleh Napoleon Bonaparte.

Setibanya kembali di Eropa, ia diberi misi untuk memimpin kesatuan Wurtemberg dan terlibat dalam penyerbuan ke Rusia pada 22 Juni 1812.

Setelah Napoleon dikalahkan di Waterloo dan Belanda merdeka kembali, Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal Pantai Emas Belanda.

Jabatan tersebut bertahan selama tiga tahun, yakni antara 9 Desember 1815 hingga 30 Januari 1818.

Daendels meninggal pada 2 Mei 1818 akibat penyakit malaria.

 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/14/080000179/herman-willem-daendels-gubernur-jenderal-hindia-belanda-ke-36

Terkini Lainnya

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke