Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari 1800 hingga 1816

Kompas.com - 22/02/2021, 11:57 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Posisi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pernah mengalami peralihan dari tangan VOC menjadi Pemerintahan Hindia Belanda di bawah kekuasaan Napoleon Bonaparte (Perancis).

Siapa sajakah Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat Pemerintahan Hindia Belanda di bawah kekuasaan Napoleon Bonaparte? Berikut penjelasannya yang mengutip dari situs Dinas Pariwisata Jakarta dan Encylopedia DKI Jakarta:

Gubenur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten (1796-1801)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Pieter Gerardus van OverstratenRijksmuseum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Pieter Gerardus van Overstraten
Pieter Gerardus van Overstraten lahir di Bergen op Zoom, Belanda pada 1755. Ia meninggal di Batavia pada 1801. Gerardus merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-33.

Pada masa kepemimpinannya, terjadi peralihan kekuasaan dari Pemerintahan Hindia Belanda di bawah VOC menjadi dibawah kepemimpinan Napoleon Bonaparte.

Gubernur Jenderal Johannes Siberg (1802-1805)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Johannes SibergRijksmuseum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Johannes Siberg
Johannes Siberg dilahirkan di Rotterdam pada 1740. Ia meninggal pada 1817 di Batavia. Ia menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda sementara, untuk menggantikan Pieter Gerardus van Overstraten yang meninggal dunia.

Gubernur Jenderal Albertus Henricus Wiese (1805-1808)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Albertus Henricus WieseRijksmuseum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Albertus Henricus Wiese
Albertus Henricus Wiese dilahirkan di Bremen pada 1761. Ia meninggal pada 1810 di Haarlem. Ia merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-35.

Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811)

Potret Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels memegang De Grote Postweg (Great Post Road) dengan tulisan Rigting van Weg Megamendong 1818 (arah jalan Megamendung). Latar belakang lukisan di Puncak Pass dan Gunung Pangrango.Raden Saleh Potret Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels memegang De Grote Postweg (Great Post Road) dengan tulisan Rigting van Weg Megamendong 1818 (arah jalan Megamendung). Latar belakang lukisan di Puncak Pass dan Gunung Pangrango.
Saat ia dipilih menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, ia juga diangkat sebagai Marsekal Belanda pada 1807. Ia ditugaskan untuk memperbaiki kesehatan kota dan ia berhasil melaksanakan tugasnya. Salah satu upayanya adalah dengan memindahkan ibu kota dari Batavia ke Weltevreden.

Sewaktu menjabat, ia dikenal sebagai sosok yang kasar. Banyak musuh yang menuduhnya korupsi, akhirnya ia dipindahkan oleh Kaisar Napoleon I ke Benteng Modlin di Polandia pada 1811.

Gubernur Jenderal Jan Willem Janssens (Mei 1811-September 1811)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jan Willem JanssensRijksmuseum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jan Willem Janssens
Sebelum menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk menggantikan Daendels, Janssens merupakan mantan gubernur Cape Colong (Afrika Selatan). Saat ia berkuasa, Inggris mulai mengancam kekuasaannya.

Ia memprioritaskan untuk melawan serangan Inggris yang dianggapnya sudah mendesak dibanding melanjutkan istana yang sebelumnya sudah dibangun oleh Daendels. Pada 1811, Inggris di bawah kepemimpinan Letjen Sir Samuel Auchmuty menyerang Batavia.

Serangan ini membuat pasukan Janssens menyerah kepada Inggris pada 1811. Hal ini menandai dimulainya kekuasaan Inggris di Hindia Belanda sejak 1811-1816 di bawah kepemimpinan Thomas Stamford Raffles.

Gubernur Jenderal Lord Minto (September 1811-1811)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda Lord MintoNational Portrait Gallery Gubernur Jenderal Hindia Belanda Lord Minto
Lord Minto atau yang bernama Gillbert Elliot-Murray-Kynynmound, 1st Earl of Minto dilahirkan di Edinburgh pada 1751. Ia meninggal di Stevenage, Hertfordshire pada 1814.

Sebelum diangkat menjadi Gubernur Letnan Hindia Belanda, ia pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal India dari 1806 hingga 1813. Ia ditugaskan menjadi Gubernur Letnan Hindia Belanda sebelum jabatannya diserahkan kepada Thomas Stamford Raffles.

Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811-1816)

Sir Thomas Stamford Raffles.Wikimedia Commons Sir Thomas Stamford Raffles.
Thomas Stamford Raffles dilahirkan di Jamaica pada 1781. Ia merupakan cendekiawan serta ahli tata negara. Selama masa kepemimpinannya, Raffles tidak melakukan banyak perubahan. Justru saat Inggris berkuasa, krisis ekonominya semakin parah.

Salah satu ciri khas pemerintahan Raffles adalah pemberlakuan pajak tanah dengan prinsip humaniter. Artinya prinsip ini membebaskan rakyat dari pemerasan penguasa. Selain itu, Raffles juga membagi Pulau Jawa menjadi 18 karesidenan. Pembagian ini terus berlaku hingga Indonesia merdeka.

Pada masa kepemimpinannya, angka perbudakan menurun. Karena ia melarang impor budak ke Jawa dan membebaskan para budak. Ia juga memiliki andil dalam bidang sejarah budaya di Pulau Jawa, hal ini bisa dilihat dari buku miliknya yang berjudul History of Java.

Gubernur Jenderal John Fendall (Maret 1816-Agustus 1816)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda John FendallWikimedia Commons Gubernur Jenderal Hindia Belanda John Fendall
John Fendall hanya menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda selama beberapa bulan. Karena Belanda berhasil bebas dari kekuasaan Inggris dan merebut kembali kekuasaannya.

Pada masa kepemimpinannya, kekuasaan di Hindia Belanda diambil alih oleh Belanda kembali yang diwakilkan oleh G.A.G.Ph. van der Capellen sebagai wakil dari Kerajaan Belanda. Sedangkan dari pihak Kerajaan Inggris diwakili oleh John Fendall. John Fendall menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang terakhir saat Inggris berkuasa di Hindia  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com