Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kompas.com - 19/04/2024, 05:00 WIB
Eliza Naviana Damayanti,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proses masuknya Islam di Nusantara sebenarnya tidak tersiar secara bersamaan. Tiap daerah memiliki periode yang berbeda-beda saat Islam masuk di wilayahnya. Menurut para sejarawan Islam, Sumatera merupakan tempat yang menjadi awal mula masuknya Islam di nusantara.

Aspek budaya, sosial pemerintahan dan politik juga tersentuh dengan nilai-nilai Islam yang diajarkan. Secara umum, perubahan besar itu terlihat jelas dari berdirinya berbagai kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di nusantara termasuk di wilayah Sumatera.

Ada beberapa kerajaan islam di Sumatera yang masih berdiri hingga sekarang.  Apa saja kerajaan islam di Sumatera yang masih berdiri? Yuk,simak artikel di bawah ini!

Kerajaan Siguntur merupakan kerajaan yang telah berdiri sejak tahun 1250 setelah runtuhnya kerajaan Dharmasraya. Setelah bertahan beberapa periode, Kerajaan Siguntur pun kemudian dikuasai oleh Kerajaan Pagaruyung.

Namun, para ahli waris istana kerajaan masih tetap diberikan gelar sultan. Hingga hari ini ahli waris yang melanjutkan jabatan raja Siguntur ialah Sultan Hendiri. Bahasa yang digunakan di lingkungan Kerajaan Siguntur ialah bahasa Minang dialek Siguntur yang memang memiliki kesamaan dengan dialek Payakumbuh.

Baca juga: Kerajaan Samudera Pasai: Raja, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan

Kerajaan ini adalah sebuah kesultanan yang berlokasi di Pesisir Selatan, Sumatra Barat serta berbatasan dengan Jambi dan Bengkulu.

Secara resmi, kerajaan ini pernah menjadi bawahan Kerajaan Pagaruyung akan tetapi pada akhirnya kesultanan ini berdiri sendiri sehingga bisa mengatur sendiri urusan kerajaan tanpa campur tangan kerajaan Pagaruyung.

Dulu wilayah kerajaan ini terdapat hulu sungai Daya. Di tempat ini terdapat sebuah dusun Lhan Na dan dihuni oleh masyarakat yang belum beragama.

Tak lama setelah itu masyarakat di sekitar hulu menjadi ramai dan berkembang karena berbagai pendatang menikah dengan penduduk asli hulu. Agama Islam mulai meluas di kerajaan ini setelah orang-orang dari Aceh besar dan Pasai datang ke kerajaan ini.

  • Kerajaan Sungai Pagu (1500-sekarang)

Kerajaan ini telah ada sejak abad ke 16 di daerah Solok Selatan. Adapun nama lengkap dari kerajaan ini ialah Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu. Kerajaan ini terletak di Pasir Talang dan wilayah Bandar Sepuluh.

Kerajaan ini memiliki wilayah dari Surian hingga rantau XII Koto. Hingga hari ini penerus tahta raja dari Sungai Pagu sedang vakum setelah wafatnya Almarhum Zulkarnain Daulat yang memiliki gelar Baginda Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah.

  • Kesultanan Jambi (1600-sekarang)

Wilayah Jambi sebelumnya memang merupakan wilayah dari Kerajaan Melayu. Namun, setelah itu menjadi bagian dari wilayah Sriwijaya yang berada di Palembang. Sekitar abad ke 14 M, Jambi merupakan vassal dari kerajaan Majapahit.

Pengaruh Jawa saat itu juga masih sangat kental di dalam kerajaan Jambi yang berlangsung sekitar abad ke 17 dan ke 18. Munculnya kesultanan Jambi bersamaan dengan hadirnya Islam di wilayah tersebut.

Baca juga: Kerajaan Sriwijaya: Pusat Perdagangan dan Penyebaran Agama Buddha

Sekitar tahun 1616, Jambi menjadi pelabuhan terkaya setelah Aceh. Kemudian di tahun 1670, kerajaan Jambi mulai bersanding dengan kekuatan Kerajaan Johor dan Palembang.

Sayangnya, masa kejayaan Jambi hanya seumur jagung. Di tahun 1680, Jambi telah kehilangan kedudukan sebagai pelabuhan lada utama karena adanya konflik internal dengan Johor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com