Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Imperialisme dan Bentuknya

Kompas.com - 28/07/2023, 07:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada masa penjajahan, bangsa barat datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah.

Dalam proses penjajahannya, bangsa barat menerapkan sistem imperialisme.

Pengertian imperialisme adalah sistem dalam dunia politik dengan tujuan menguasai negara lain untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan.

Sistem imperialisme sendiri dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern.

Baca juga: Perbedaan Imperialisme Kuno dan Modern

Apa itu imperialisme?

Imperialisme berasal dari bahasa Latin imperare atau imperium yang artinya adalah daerah kependudukan atau kekuasaan.

Pengertian imperialisme sendiri sudah ada sejak abad ke-19, yang diperkenalkan oleh Perdana Menteri Inggris saat itu, Benjamin Disraeli.

Pada masa itu, orang Inggris merasa bahwa mereka lah yang paling berkuasa karena banyak menguasai dan menjajah wilayah di Asia dan Afrika.

Menurut mereka, penjajahan ini bertujuan untuk membangun negara jajahan yang dipandang masih terbelakang.

Akan tetapi, sejak Konstantinopel runtuh, bangsa Eropa mulai kebingungan ke mana lagi mereka harus mencari rempah-rempah.

Sebab, Konstantinopel dikenal sebagai daerah yang strategis untuk berdagang.

Alhasil, bangsa Eropa pun mulai melakukan ekspedisi dengan tujuan mencari wilayah di Benua Asia dan sekitarnya yang memiliki kekayaan rempah-rempah sembari menerapkan sistem imperialisme.

Pada prinsipnya, imperialisme adalah paham yang memfokuskan diri untuk mengembangkan wilayah kekuasaan di luar teritorialnya dengan cara merebut wilayah dari negara lain dengan cara berperang maupun damai atau menduduki wilayah-wilayah tertentu.

Baca juga: Negara-negara Pelopor Imperialisme Modern

Bentuk imperialisme

Seiring berjalannya waktu, sistem imperialisme dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:

Berikut penjelasannya.

Imperialisme kuno

Imperialisme kuno adalah praktik imperialisme yang muncul pada abad ke-15 dan dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol.

Dulunya, gerakan imperialisme kuno ini dilakukan oleh negara-negara Eropa yang memiliki tiga tujuan utama disebut 3G, yaitu Gold (kekayaan), Glory (kejayaan), dan Gospel (penyebaran agama).

Lewat tiga semboyan itu, para penjajah menduduki suatu wilayah dengan tujuan untuk mencari kekayaan, menambah kejayaan negeri, dan menyebarkan agama.

Salah satu contoh penerapan misi 3G adalah ketika bangsa Portugis datang ke Indonesia pada abad ke-16.

Didorong dengan semangat misi 3G, bangsa Portugis melakukan penjelajahan samudra untuk memburu kekayaan berupa rempah-rempah, yang pada masa itu menjadi barang sangat berharga.

Lebih lanjut, kondisi ini pun mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk memiliki daerah kekuasaannya sendiri, yang disimbolkan dengan misi glory.

Selain itu, kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia juga sembari membawa misi suci dari gereja atau gospel.

Maka dari itu, ketika menerapkan sistem imperialisme di Indonesia, bangsa Portugis juga turut menyebarkan ajaran agama Katolik.

Setelah Portugis, sejumlah negara lain yang turut mempraktikkan imperialisme adalah Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.

Baca juga: Hubungan Revolusi Industri dan Imperialisme Modern

Imperialisme modern

Dua abad berlalu, tepatnya pada abad ke-18, praktik imperialisme modern muncul setelah Revolusi Industri terjadi.

Jika imperialisme kuno identik dengan misi 3G, imperialisme modern lebih didorong oleh motivasi ekonomi yang berpacu pada industrialisasi.

Dalam praktik imperialisme modern, negara-negara penjajah mengembangkan perekonomian dengan membangun industri besar-besaran.

Pembangunan industri ini tentu membutuhkan bahan baku dan tempat pemasaran di wilayah jajahan.

Sejak 1870, imperialisme modern mulai dikembangkan, terutama setelah negara-negara Eropa mengalami puncak industrialisasi.

Inggris yang berperan sebagai negara industri pelopor imperialisme modern pun menjadikan tanah jajahannya sebagai tempat untuk mendapatkan bahan mentah, tempat pemasaran, dan sumber tenaga buruh yang murah.

Contoh praktik imperialisme modern adalah saat Inggris berupaya menjajah Afrika demi menanggapi tuntutan negaranya.

Pasalnya, masyarakat setempat dituntut untuk menanam tanaman yang laku keras di pasar Eropa, seperti kapas.

Selain mengeksploitasi sumber daya alamnya, Inggris juga mengeksploitasi tenaga kerja setempat yang dapat dibayar dengan harga murah.

Adapun inti dari imperialisme modern ini adalah kemajuan ekonomi.

Baca juga: Negara-negara Pelopor Imperialisme Kuno

Tujuan imperialisme

Adapun tujuan dari praktik imperialisme dibagi ke dalam empat tujuan, yaitu

  • Imperialisme politik
  • Imperialisme ekonomi
  • Imperialisme kebudayaan
  • Imperialisme militer

Imperialisme politik

Imperialisme politik adalah imperialisme yang bertujuan untuk mengendalikan kehidupan politik dari suatu negara.

Bentuk imperialisme politik ini tidak ditemui pada zaman modern karena paham nasionalisme sudah berkembang.

Praktik imperialisme politik biasanya bersembunyi dalam bentuk protectorate dan mandate.

Imperialisme ekonomi

Dalam hal ini, imperialisme ekonomi berusaha untuk menguasai sektor ekonomi dari suatu negara lain atau negara jajahan.

Apabila imperialisme politik gagal diterapkan, maka masih ada kemungkinan untuk dikuasai sektor perekonomiannya.

Imperialisme kebudayaan

Selanjutnya adalah imperialisme kebudayaan yang bertujuan untuk menguasai nilai-nilai budaya suatu negara.

Menguasai nilai-nilai budaya bangsa berarti menguasai segala hal dari bangsa tersebut.

Imperialisme kebudayaan disebut sebagai praktik imperialisme yang berbahaya, karena mudah dimasuki oleh negara penjajah tanpa disadari.

Imperialisme militer

Terakhir ada imperialisme militer yang bertujuan untuk menguasai posisi dan kekuasaan militer suatu negara.

Dalam imperialisme ini, tidak semua wilayah dapat diduduki. Sebab, hanya wilayah-wilayah yang strategis saja yang akan dikuasai.

 

Referensi:

  • Muhibbuddin, Muhammad. (2019). Pramoedya Ananta Toer: Catatan dari Balik Penjara. Yogyakarta: Araska Publisher.

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com