Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Kolonialisme Portugis di Indonesia

Kompas.com - 27/10/2021, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang-orang Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang mencapai Kepulauan Nusantara dan mengetahui kekayaan rempah-rempahnya.

Setelah berhasil menguasai Malaka, pada 1512, Portugis mengirimkan tiga kapal yang dipimpin oleh Antonio de Abreu ke Maluku untuk membangun memonopoli rempah-rempah, khususnya cengkih dan pala.

Sejak saat itu, Portugis secara perlahan menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia Timur.

Meski kekuasaan Portugis di Indonesia tidak selama Belanda, pengaruh yang ditinggalkan tetap tertanam dalam kebudayaan Indonesia.

Berikut ini pengaruh kolonialisme Portugis di Indonesia, utamanya dalam bidang agama, kesenian, dan bahasa.

Bidang agama

Selain membangun monopoli perdagangan, bangsa Portugis juga melakukan upaya kristenisasi di Maluku.

Penyebaran agama Kristen pertama kali dilakukan oleh Fransiscus Xaverius, seorang misionaris berkebangsaan Spanyol.

Pada 1546-1547, Xaverius bekerja di antara orang Ambon, Ternate, dan Morotai. Meski mendapat tentangan dari penguasa kerajaan Islam setempat, banyak orang Ambon yang akhirnya memeluk agama Kristen Katolik.

Hal ini terlihat dari nama-nama orang Ambon yang meniru nama-nama orang Portugis, seperti de Pereira, de Fretes, Lopes, Diaz, dan sebagainya.

Sampai tahun 1560-an, terdapat sekitar 10.000 orang Katolik di wilayah itu. Kemudian 30 tahun berikutnya jumlahnya telah mencapai 60.000 orang.

Sementara di Solor, umat Katolik diperkirakan telah mencapai angka 25.000 orang
Sepanjang abad-abab berikutnya, lahirlah komunitas-komunitas kristiani di Indonesia bagian timur.

Baca juga: Kedatangan Portugis di Ternate

Bidang kesenian

Salah satu pengaruh Portugis dalam bidang kesenian adalah musik keroncong. Keroncong berasal dari musik Portugis abad ke-16 yang disebut fado.

Pada awalnya, fado adalah nyanyian yang dibawa para budak dari Afrika Barat ke Portugis mulai abad ke-15.

Setelah itu, balada-balada keroncong romantis yang dinyanyikan dengan gitar menjadi sangat terkenal di wilayah perkotaan Portugis.

Di Indonesia, pengenalan keroncong dimulai dari Pulau Banda, kemudian ke Kampung Tugu di Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com