KOMPAS.com - Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Meski berstatus sebagai organisasi Islam, berdirinya Muhammadiyah bermula dari gerakan pendidikan yang dirintis oleh pendirinya, KH Ahmad Dahlan.
Salah satu peran Muhammadiyah dalam bidang pendidikan Indonesia adalah mendirikan lembaga pendidikan yang berpegang pada nilai-nilai Islam.
Saat ini, lembaga pendidikan Muhammadiyah, baik dalam bentuk sekolah, maupun madrasah dan pesantren, telah tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Jumlah lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah telah mencapai 3.334 sekolah dalam berbagai jenjang.
Berikut ini akan dibahas sejarah berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah beserta ciri-ciri dan fungsinya.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Lembaga Pendidikan Muhammadiyah
Melansir laman Majelis DIKDASMEN PP Muhammadiyah, tonggak awal berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah dihitung sejak KH Ahmad Dahlan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) pada 1 Desember 1911.
MIDI adalah sekolah pertama yang didirikan oleh Muhammadiyah, yang menggabungkan sistem pendidikan Barat-Belanda dengan pendidikan Islam.
Alasan Muhammadiyah mendirikan lembaga pendidikan bermula dari keinginan KH Ahmad Dahlan untuk mengamalkan ilmu agama Islam yang ia peroleh untuk memajukan kehidupan kaum pribumi yang masih terjajah.
Baca juga: Ciri-Ciri Lembaga Pendidikan Muhammadiyah
Perkembangan lembaga pendidikan Muhammadiyah dapat dibagi ke dalam empat periode, yaitu:
Masa perintisan lembaga pendidikan Muhammadiyah dimulai dari tahun 1900, ketika KH Ahmad Dahlan berusaha mencari konsepsi baru sistem pendidikan alternatif, yang dapat mengentaskan rakyat Indonesia dari kebodohan, kemelaratan, dan kemunduran.
Selain MIDI, pada masa perintisan Muhammadiyah juga merintis sekolah menengah bernama Qismul Arqa.
Dua tahun setelah didirikan, atau pada 1920, Al-Qismul Arqo berubah nama menjadi Pondok Muhammadiyah, yang merupakan cikal bakal pendidikan kader Muhammadiyah Mualimin dan Mualimat.
Masa perintisan berakhir dengan wafatnya KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri lembaga pendidikan sekaligus organisasi Muhammadiyah pada 1923.
Baca juga: Khittah Perjuangan Muhammadiyah dari Masa ke Masa
Setelah KH Ahmad Dahlan wafat pada 1923, eksperimen sistem pendidikan baru yang dirintisnya telah tumbuh di beberapa daerah, bahkan telah merambah wilayah di luar pulau Jawa.