Meski urusan pendidikan belum menjadi perhatian utama pemerintah maupun masyarakat, penerimaan atas pengintegrasian sistem pendidikan sekuler ke dalam lembaga pendidikan Islam semakin besar.
Bahkan muncul lembaga pendidikan Islam di luar Muhammadiyah.
Perkembangan sekolah Muhammadiyah terus meluas seiring dengan cakupan dakwah organisasi Muhammadiyah.
Memasuki era Orde Baru (1966-1998), periode pelembagaan sekolah Muhammadiyah pun dimulai.
Baca juga: Sejarah Hizbul Wathan, Gerakan Kepanduan Muhammadiyah
Muhammadiyah bahkan mampu menembus daerah-daerah di mana pemerintah kesulitan mendirikan sekolah.
Pendidikan Muhammadiyah semakin terlembagakan-birokratis, menjadi alternatif sekolah negeri dengan tawaran sekolah plus agama, dan memperluas akses pendidikan anak bangsa.
Pada masa transformasi, sekolah Muhammadiyah dihadapkan pada dua tantangan, yakni secara vertikal berhadapan dengan kebijakan pendidikan populis-desentralistik dengan isu sekolah gratis, dan secara horizontal berhadapan dengan kompetitor baru.
Untuk menghadapi perkembangan tersebut, sekolah Muhammadiyah bertransformasi menjadi sekolah berkemajuan yang menjanjikan masa depan dengan jalan menemukan kembali nilai-nilai keunggulan Muhammadiyah.
Baca juga: Kepribadian Muhammadiyah: Hakikat, Dasar, Pedoman, dan Sifat
Berikut ini ciri-ciri yang dimiliki lembaga pendidikan Muhammadiyah.
Melansir muhammadiyah.or.id, terdapat tiga fungsi lembaga pendidikan Muhammadiyah, di antaranya:
Referensi: