KOMPAS.com – Muhammadiyah merupakan organisasi masyarakat berbasis agama Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 November tahun 1912 M di Yogyakarta.
Sebagai organisasi gerakan Islam, Muhammadiyah memiliki Khittah Perjuangan sebagai landasan kegiatannya. Khittah berasal dari Bahasa Arab yang berarti rencana atau skema.
Khittah Perjuangan Muhammadiyah lebih menitikberatkan pada strategi memecahkan masalah dakwah yang bersifat aktual, atau ketika bersinggungan dengan kebijakan pemerintahan.
Karena bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi zaman, maka terdapat ragam Khittah Perjuangan yang dilahirkan oleh Muhammadiyah sepanjang berdirinya.
Berikut adalah riwayat Khittah Perjuangan Muhammadiyah dari masa ke masa yang dikutip dari Nurhayati, dalam Muhammadiyah dalam Perspektif Sejarah, Organisasi, Dan Sistem Nilai (2020).
Baca juga: Sejarah Singkat Berdirinya Muhammadiyah
Khittah Palembang merupakan strategi perjuangan yang dilahirkan pada Muktamar Muhammadiyah ke-33 di Kota Palembang tahun 1956.
Berikut rangkuman poin-poin Khittah Palembang.
Khittah Ponorogo dirumuskan dalam forum tanwir di Kota Ponorogo tahun 1969. Forum tanwir merupakan forum amanat dari Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta.
Khittah Ponorogo memuat dua hal pokok rumusan, yaitu pola perjuangan dan program dasar perjuangan. Berikut isi setiap pokok Khittah Ponorogo.
Baca juga: Tujuan Berdirinya Muhammadiyah
Pola ini memuat Sembilan poin. Poin pertama mengatur bahwa Muhammadiyah harus berpedoman ajaran Islam dalam upaya meraih cita-cita dan keyakinan hidup.
Poin lainnya berbunyi ,wacana pendirian partai politik sebagai salah satu alat perjuangan dakwah. Poin terakhir ditutup dengan larangan merangkap jabatan khususnya pimpinan.
Isi dari program dasar perjuangan dapat disederhanakan dalam upaya pembuktian bahwa ajaran Islam dapat mengatur masyarakat Indonesia menjadi adil, makmur, sejahtera, bahagia, materil dan spiritual yang diridhoi Allah.
Pembuktian ini harus dilakukan dalam bentuk teoritis konsepsional, bentuk konkret, dan secara operasional.
Baca juga: Menilik Peran Sosial Muhammadiyah
Khittah Ujung Pandang dirumuskan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-38 di Ujung Pandang (Makassar) tahun 1971.
Khittah Ujung Pandang digunakan sebagai strategi perjuangan khususnya menjadi acuan dalam bidang politik Muhammadiyah sejak tahun 1971.
Baca juga: Bentuk Perjuangan Muhammadiyah
Khittah ini dirumuskan dalam Muktamar Muhammadiyah ke 40 di Surabaya tahun 1980. Berikut isinya:
Khittah ini diputuskan di Denpasar pada tahun 2002. Khittah ini berisi sembilan poin rumusan strategi perjuangan.
Poin pertamanya berbunyi tentang hubungan politik dan agama yang disepakati bahwa politik merupakan bagian dari ajaran agama, karenanya perlu melibatkan nilai agama dalam praktiknya (partai).
Poin terakhirnya ditutup dengan keterbukaan Muhammadiyah dalam menjalin kerjasama dalam hal kebaikan khususnya dalam membangun bangsa Indonesia.
Baca juga: Empat Tokoh Awal Berdirinya Muhammadiyah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.