Dengan demikian, terbentuklah kelompok Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dengan tujuan utama menumpas habis PKI.
Baca juga: Peran Sarwo Edhi Wibowo dalam Penumpasan G30S
Setelah terbentuk, KAMI mendapat dukungan dari Angkatan Darat dan juga dari kalangan agama, seperti Pemuda Ansor dari NU dan Partai Sosialis Indonesia (PSI).
Antara Januari-Februari 1966, KAMI mengoordinasi aksi demonstrasi yang direstui oleh aparat militer.
Ketua Presidium KAMI, Cosmas Batubara, menekankan bahwa mahasiswa akan mogok kuliah apabila harga-harga tidak diturunkan.
Dalam demonstrasinya pada 12 Januari 1966, KAMI menyerukan pokok perjuangannya melawan Orde Lama yang tertuang dalam Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).
Berikut ini isi pokok dari Tritura.
Namun, karena tuntutannya tidak dipenuhi, Cosmas Batubara menyatakan bahwa aksi-aksi mahasiswa akan terus berlanjut sampai PKI dibubarkan karena dianggap sebagai dalang dari gerakan kontra revolusioner.
Baca juga: Tritura: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya
Hal itu pula yang semakin lama gerakan yang dilakukan oleh KAMI menjurus ke arah brutal.
Kantor Pusat PKI dibakar dan rumah-rumah dihanguskan.
Puncak kerusuhan terjadi pada 24 Februari 1966. Massa yang berdemonstrasi di depan Istana Negara berujung bentrok dengan Resimen Cakrabirawa (pasukan pengawal presiden).
Dalam bentrokan dengan pasukan Cakrabirawa di depan Istana Negara, satu mahasiswa anggota KAMI bernama Arif Rachman Hakim tewas tertembak.
Hal itulah yang membuat Presiden Soekarno membubarkan KAMI pada 26 Februari 1966 dan melarang aksi mahasiswa.
Meski hanya eksis dalam waktu singkat, aksi dan gerakan-gerakan yang dilakukan KAMI menggugah kelompok-kelompok lain.
Sehingga terbentuk pula kesatuan aksi di kalangan pemuda dan pelajar (KAPPI), pelajar (KAPI), wanita (KAWI), sarjana (KASI), pengusaha nasional (KAPNI), tani (KATI), buruh (KABI).
Referensi: