Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Soeharto Dapat Memimpin Selama 32 Tahun

Kompas.com - 12/09/2021, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Soeharto merupakan Presiden Indonesia terlama yang menjabat 32 tahun, dari 1967 hingga 1998. 

Masa kepemimpinannya disebut dengan Orde Baru atau Orba.

Awal mula terpilihnya Soeharto sebagai Presiden Indonesia adalah saat ia berhasil menumpas Gerakan 30 September dan menyatakan Partai Komunis Indonesia sebagai organisasi terlarang.

Soeharto kemudian diberi mandat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) sebagai Presiden pada 12 Maret 1967, mengambil alih kepemimpinan dari Soekarno. 

Setelah periode pertama memimpin sebagai Presiden Indonesia, Soeharto kembali ditunjuk oleh MPR tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. 

Baca juga: Kehidupan Ekonomi pada Masa Orde Baru

Alasan Soeharto Dapat Memimpin Selama 32 Tahun

Terpilihnya Soeharto sebagai Presiden Indonesia selama 7 periode tentu bukanlah tanpa suatu alasan. Berikut beberapa alasan Soharto bisa berkuasa selama 32 tahun:

  1. Soeharto merupakan pemimpin yang mampu menjaga ketertiban dan menggiring Indonesia ke tingkat yang membanggakan
  2. Menjamin situasi yang stabil selama 32 tahun
  3. Terdapat sebuah pembangunan yang sangat masif di daerah Pulau Jawa karena dijadikan tempat suara
  4. Seluruh pegawai negeri diwajibkan untuk melakukan pemilihan terhadap Partai Golongan Karya
  5. Seluruh organisasi yang dimana bersifat agama memiliki potensi untuk menyerang pemerintah akan dibatasi, seperti Partai Persatuan Pembangunan
  6. Melakukan pengoreksian terhadap cara pemerintah yang dilakukan pada masa sebelumnya
  7. Menciptakan musuh besar, seperti Partai Komunis Indonesia

Selain itu, banyak orang juga menganggap bahwa sistem kepemerintahan Soeharto menjaga ekstremisme beragama.

Hal tersebut dapat terjadi karena penyebaran intel, baik dari Kodim maupun Kepolisian yang merata sehingga dapat mendeteksi secara dini potensi konflik yang akan terjadi. 

Baca juga: Penyimpangan Konstitusi pada Era Orde Lama

Kekuatan Politik Soeharto

Selama Januari-Februari 1966, gelombang demonstrasi mahasiswa yang tidak puas dengan kinerja Soekarno kian merebak. 

Para demonstran ini mengajukan tiga tuntutan, yaitu bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, rombak Kabinet Dwikora, dan turunkan harga. 

Kekacauan pada saat itu berimbas hingga ke ranah sosial dan politik, di mana pemerintah tiba-tiba menerbitkan kebijakan menaikkan harga sembako hingga 300 sampai 500 persen.

Soekarno yang semakin terdesak pun akhirnya menekan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar). 

Sejak saat itu, kekuatan politik Soeharto semakin tidak tertanggulangi. 

Sebagai pengemban Supersemar, Soeharto perlahan-lahan menggerogoti kekuatan politik Soekarno. 

Kendati demikian, Soeharto telah memperbaiki banyak hal. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com