KOMPAS.com - Kegagalan politik, ekonomi, dan hukum selama Orde Baru memicu terjadinya Reformasi.
Era Reformasi bertujuan untuk memperbaiki kondisi Indonesia selepas Orde Baru. Masa Reformasi berlangsung sejak 1998 sampai sekarang.
Selama era Reformasi berlangsung, kondisi Indonesia secara perlahan mulai menuju ke arah yang lebih positif.
Adapun beberapa dampak yang terjadi di era Reformasi, salah satunya di bidang sosial.
Baca juga: Sejarah Gerakan Mahasiswa di Indonesia, Sejak 1908 hingga Reformasi
Setelah Soeharto lengser dari jabatannya, posisi Presiden Indonesia digantikan oleh BJ Habibie, yang menjabat selama 17 bulan.
Beberapa minggu setelah menjabat sebagai Presiden, Habibie mulai membebaskan para tahanan politik yang merupakan langkah penting menuju keterbukaan dan rekonsiliasi.
Tahanan politik yang dibebaskan di antaranya adalah kaum separatis dan tokoh-tokoh eks PKI yang sudah dipenjara selama 30 tahun.
Ketika Habibie menjabat sebagai Presiden Indonesia, ada lima isu besar yang harus ia hadapi, yaitu:
17 bulan kemudian, isu pertama mengalami perkembangan dengan baik, isu kedua mengarah kepada pengurangan peranan militer, isu ketiga adalah terselesaikan dalam konteks Timor Timur dan tidak dalam konteks daerah lain.
Sedangkan untuk isu keempat dan kelima belum dapat terpecahkan.
Selain lima isu tersebut, terdapat masalah lain yang merupakan dampak sosial dari era Reformasi, yaitu kekerasan sosial.
Kekerasan sosial sendiri muncul akibat keputusasaan yang disebabkan krisis ekonomi dan beberapa kekerasan lain muncul karena murni tindakan kejahatan.
Kebanyakan kerusuhan yang terjadi merupakan kerusuhan antaretnis dan atau antaragama.
Salah satu kerusuhan antaragama terjadi bulan Juni 1998 di Purworejo, di mana kaum Muslim menyerang lima gereja.
Pada November 1999, Habibie digantikan oleh Gus Dur atau Abdurrahman Wahid.