Kasus penculikan ini dilakukan terhadap para aktivis pro-demokrasi yang terjadi menjelang Pemilihan Umum 1997.
Baca juga: S Sudjojono, Bapak Seni Rupa Modern Indonesia
Tidak hanya itu, beberapa media massa juga jadi sasaran rezim karena dianggap telah menyuguhkan proporsi berita yang berlebihan dan memanaskan suasana.
Sejumlah media massa yang dibredel pemerintah adalah Harian Abadi, Pedoman, Indonesia Raya, Harian KAMI, dan The Jakarta Times.
Bahkan Tempo dan Kompas yang hari ini masih terbit juga pernah dibredel di era Orde Baru.
Setelah itu, bulan Maret 1978, sejumlah mahasiswa dari Jakarta, Bogor, Yogyakarta, dan Surabaya mendatangi Istana Presiden dan menyampaikan desakan agar Soeharto tidak lagi mencalonkan diri sebagai Presiden.
Beberapa media yang juga turut menggaungkan desakan mahasiswa tersebut akhirnya dibredel oleh pemerintah.
Laksamana Sudomo kemudian mengerahkan sejumlah pasukannya untuk menciduk sekitar 143 mahasiswa.
Banyak di antara mereka yang diadili dan kemudian dijebloskan ke dalam penjara.
Dengan cara-cara otoriter seperti itulah Soeharto mampu melanggengkan rezim dan stabilitas yang ia inginkan.
Baca juga: Petrus Albertus van der Parra, Penguasa Korup Hindia Belanda
Referensi: