Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Bulu Kungkang Bisa Menyelamatkan Hidup Manusia?

Kompas.com - 05/05/2023, 11:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kungkang dikenal sebagai hewan lamban dan terlihat malas. Namun siapa sangka, di balik gerak lambannya itu, kungkang ternyata bisa menyelamatkan hidup manusia.

Sebuah studi menunjukkan bulu kungkang mengandung bakteri yang menghasilkan antiobiotik dan kemungkinan bisa berguna bagi kehidupan kita.

Dikutip dari IFL Science, Rabu (3/5/2023) antibiotik telah memainkan peran utama dalam memberikan harapan hidup manusia selama sekitar satu abad terakhir.

Akan tetapi, peneliti medis dan pakar kesehatan masyarakat mengeluarkan peringatan tentang munculnya resistensi antibiotik dan telah menyebabkan lebih dari satu juta orang meninggal per tahun karena kasus kebal antibiotik.

Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut, para ilmuwan pun melakukan studi terhadap spesies lain. Seperti yang kita tahu jutaan spesies telah mengembangkan solusi mereka sendiri untuk bertahan dari bakteri patogen.

Penemuan menarik pada bulu kungkang

Dalam studi dipublikasikan di Environmental Microbiology, peneliti meneliti bulu kungkang.

Baca juga: Kenapa Kungkang Bergerak Sangat Lambat?

Pada bulu kungkang, bisa ditemukan berbagai serangga, ganggang, jamur, dan bakteri, yang bahkan beberapa di antaranya dapat menimbulkan risiko penyakit.

"Jika melihat bulu kungkang, Anda akan melihat gerakan, karena akan ada ngengat dan berbagai jenis serangga. Jelas ketika banyak organisme hidup berdampingan, pasti juga ada sistem yang mengendalikannya," ungkap Max Chavarria dari Univeristy of Costa Rica.

Menariknya, Judy Avey-Arroyo yang menjalankan tempat perlindungan bagi hewan ini yang terluka mengaku tidak pernah menerima hewan tersebut sakit.

"Kami tidak pernah menerima kungkang yang sakit. Kami telah menerima kungkang yang telah terbakar oleh kabel listrik dan seluruh lengan terluka tetapi tidak ada infeksi," katanya.

Hal tersebut kemudian menarik perhatian para peneliti untuk meneliti kungkang. Mereka mengambil sampel bulu dari 28 kungkang berjari dua dan tiga yang dibawa ke tempat perlindungan dengan luka-luka.

Hasil analisis menunjukkan ada enam genera bakteri umum dalam sampel bulu kungkang dan tim juga mengidentifikasi sembilan galur (strain) Brevibacterium dan Rothia yang menghasilkan molekul penangkal penyakit.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Kungkang, Hewan yang Gerakannya Sangat Lambat

Peneliti mencatat mikrobioma pada kulit dan rambut manusia telah dipelajari secara ekstensif, sedikit yang diketahui tentang bentuk kehidupan yang hidup pada mamalia lain. Sehingga penemuan ini pun menjadi hal yang menarik.

Peneliti kini menguji secara eskstensif zat-zat yang telah diidentifikasi tersebut untuk mengetahui efektivitas dan efek sampingnya, sehingga di masa depan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan medis.

Namun tentu saja, penelitian untuk melihat bagaimana manfaat molekul penangkal penyakit pada bulu kungkang untuk dunia medis di masa depan, masih membutuhkan waktu panjang.

Masalah resistensi antibiotik kian serius

Dilansir dari Science Alert, resistensi ini telah menjadi masalah yang berkembang. Ini artinya beberapa obat tidak lagi bekerja untuk melawan infeksi yang dirancang untuk diobati.

Organisasi Kesehatan Dunia bahkan memperkirakan pada tahun 2050, resistensi terhadap antibiotik dapat menyebabkan 10 juta kematian per tahun.

Peneliti pun mencari solusi untuk mengatasi kondisi tersebut.

"Proyek yang seperti kami lakukan dapat berkontribusi untuk menemukan molekul baru yang dapat dalam jangka menengah atau panjang digunakan untuk melawan resistensi antibiotik ini," kata Chavarria.

Baca juga: Apakah Kungkang Hewan Berbahaya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com