Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/05/2023, 18:01 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Perilaku pasif-agresif didefinisikan sebagai perilaku yang tampaknya tidak berbahaya atau tidak disengaja, tetapi secara tidak langsung menampilkan motif agresif.

Orang yang pasif-agresif secara tidak langsung agresif. Misalnya, perilaku pasif-agresif dapat muncul dalam bentuk penolakan terhadap permintaan orang lain dengan menunda-nunda, menunjukkan kekesalan, atau bertindak keras kepala.

Dampak perilaku pasif-agresif

Dilansir dari Medical News Today, beberapa risiko agresi pasif meliputi:

1. Kecurigaan dan ketidakpercayaan

Dalam studi tahun 2018 ditemukan bahwa pasif-agresif dapat menghancurkan kepercayaan. 

Ini bisa jadi karena pasif-agresif sulit untuk ditangani secara langsung sehingga berpotensi mengikis rasa percaya.

Baca juga: Apa Dampak Tidur Hanya 6 Jam Sehari bagi Kesehatan?

2. Stres

Tindakan pasif-agresif bisa sama menegangkannya dengan agresi yang lebih khas. Selain itu, seseorang mungkin mengalami stres karena berusaha untuk mengenali atau menanggapi agresi dengan tepat.

3. Masalah hubungan

Pasif-agresif menyembunyikan niat agresif seseorang, yang dapat mempersulit orang di sekitar mereka untuk mengenali dan merespons emosi mereka. 

Selain itu, keinginan untuk menyampaikan agresi tanpa komunikasi atau akuntabilitas dapat merusak hubungan.

4. Komunikasi yang buruk

Pasif-agresif adalah upaya untuk menghindari komunikasi emosi seseorang secara langsung. Ini dapat memengaruhi komunikasi hubungan secara negatif, terutama ketika seseorang menyangkal niat agresifnya.

Baca juga: 3 Dampak Buruk Terlalu Kurus bagi Kesehatan

5.Lebih banyak agresi

Seseorang dapat menanggapi pasif-agresif dengan agresi yang lebih pasif atau meningkat menjadi agresi terbuka.

6. Kesehatan mental yang buruk

Pasif-agresif dapat menjadi gejala dan berkontribusi kesehatan mental yang buruk. Orang yang terpapar agresi pasif juga mungkin mengalami tingkat stres yang tinggi. 

Cara menghadapi orang yang pasif-agresif 

Dilansir dari Verywell Mind, langkah pertama untuk menghadapi orang yang pasif-agresif adalah mengenali tanda-tanda perilaku tersebut. 

Merengek, menunda-nunda, menarik diri, dan menolak untuk berkomunikasi adalah contoh perilaku pasif-agresif.

Baca juga: Apa Saja Dampak Melewatkan Makan bagi Kesehatan?

Ketika orang lain mulai bertindak sedemikian rupa, cobalah untuk menahan amarah. Alih-alih, tunjukkan perasaan orang lain dengan cara yang tidak menghakimi, namun faktual.

Misalnya, jika berurusan dengan seorang anak yang jelas-jelas kesal karena harus melakukan pekerjaan rumah, kita bisa berkata, "Kamu sepertinya marah karena aku memintamu membersihkan kamarmu."

Menangani perilaku tanpa menunjuk atau menyalahkan dapat membuat mereka lebih mudah untuk terbuka. 

Hal ini juga membuat mereka tahu bahwa kita mengenali agresivitas pasif dan tidak akan membiarkannya tanpa berbicara terlebih dahulu. 

Terakhir, berikan kesempatan kepada orang tersebut untuk mengatasi perasaannya. Beri mereka ruang yang mereka butuhkan untuk mengetahui emosi mereka dan menanganinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com