Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/05/2023, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Obsessive-compulsive disorder (OCD) menampilkan pola pikiran dan ketakutan yang tidak diinginkan (obsesi) yang mengarah pada perilaku berulang (kompulsi).

Obsesi dan kompulsi ini mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan penderitaan yang signifikan bagi penderitanya.

OCD dapat ditangani dengan perawat tertentu, namun apakah OCD benar-benar bisa disembuhkan?

Apa itu OCD?

OCD adalah gangguan kesehatan mental yang terjadi ketika seseorang terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi.

Baca juga: Apa Saja Gejala OCD Seperti yang Dialami David Beckham?

Obsesi adalah pikiran, gambaran, atau dorongan yang tidak diinginkan sehingga mengganggu dan memicu perasaan yang sangat menyusahkan. 

Sementara itu, kompulsi adalah perilaku yang dilakukan individu untuk mencoba menyingkirkan obsesi atau mengatasi perasaan mengganggu yang dialaminya.

Kebanyakan orang memiliki pikiran obsesif dan perilaku kompulsif di beberapa titik dalam hidup mereka, namun ini tidak berarti bahwa orang tersebut mengidap OCD.

Untuk membuat diagnosis gangguan obsesif kompulsif, siklus obsesi dan kompulsi yang dialami sudah menjadi sangat ekstrem sehingga menyita banyak waktu dan menghalangi aktivitas penting yang biasanya dilakukan.

Baca juga: Apa Perbedaan OCD dan OCPD?

Apakah OCD bisa disembuhkan?

Dilansir dari Mayo Clinic, perawatan gangguan obsesif-kompulsif mungkin tidak menghasilkan penyembuhan, tetapi dapat membantu mengendalikan gejalanya sehingga tidak memengaruhi kehidupan sehari-hari penderitanya.

Bergantung pada tingkat keparahan OCD, beberapa orang mungkin memerlukan perawatan jangka panjang, berkelanjutan, atau lebih intensif.

Dua perawatan utama untuk OCD adalah psikoterapi dan obat-obatan. Seringkali, penanganan OCD yang paling efektif adalah kombinasi dua perawatan tersebut.

Apa penyebab OCD?

Dilansir dari WebMD, para dokter belum yakin mengapa seseorang bisa menderita OCD. OCD sedikit lebih umum dialami oleh wanita daripada pria dan gejalanya kerap muncul pada remaja atau dewasa muda.

Baca juga: Berbagai Pilihan Terapi untuk Mengobati Penyakit OCD

Adapun faktor risiko OCD meliputi:

  • Orang tua, saudara kandung, atau anak yang menderita OCD
  • Perbedaan fisik di bagian tertentu pada otak
  • Depresi atau kecemasan
  • Pengalaman dengan trauma
  • Riwayat pelecehan fisik atau seksual

Terkadang, seorang anak mungkin mengalami OCD setelah infeksi streptokokus. Ini disebut gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang terkait dengan infeksi streptokokus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com