Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Kembangkan Implan Mata untuk Obati Diabetes

Kompas.com - 12/04/2024, 09:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Mata tidak memiliki sel kekebalan untuk bereaksi negatif terhadap implan, sehingga mata sangat menarik untuk terapi sel.

Sebagai bonus, mata adalah organ yang transparan, sehingga peneliti dapat dengan mudah melacak yang terjadi pada implan apa pun.

Peneliti Anna Herland dan rekan-rekannya di KTH Royal Institute of Technology mengatakan, mata mempunyai kekebalan yang istimewa, dan ini mendorong mereka untuk mengembangkan implan mikro yang dapat digunakan untuk memberikan perawatan sel untuk mengobati diabetes.

Keunikan mata

Para peneliti merancang implan sebagai irisan yang dipasang di antara iris dan kornea. Wilayah ini adalah anterior chamber of the eye (ACE) atau bilik mata depan. Untuk pertama kalinya, perangkat mekanis ditempatkan di ACE, dan para peneliti masih melakukannya pada tikus.

Menurut Wouter van der Wijngaart, profesor di Divisi Mikro dan Nanosistem di KTH, ia dan rekan-rekannya merancang perangkat medis untuk menampung organ mini yang hidup di dalam sangkar mikro dan memperkenalkan penggunaan teknik pintu penutup untuk menghindari kebutuhan fiksasi tambahan.

Baca juga: Mengapa Bayi Mengucek Mata Saat Lelah?

Alat yang berukuran panjang 240 mm ini berfungsi sebagai pulau pankreas (disebut pulau Langerhans). Pulau-pulau kecil ini adalah kumpulan sel-sel khusus di pankreas yang memproduksi dan mengeluarkan hormon seperti insulin dan glukagon. Dengan menyeimbangkan produksi hormon-hormon ini, pulau Langerhans mengatur kadar gula darah.

Dalam penelitian tersebut, pulau-pulau kecil ini berfungsi sebagai model jaringan mikro untuk menunjukkan kelayakan dan fungsi struktur mikro biohibrid.

Pendekatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemajuan dalam pemantauan dan pengobatan penyakit, khususnya diabetes. Pada dasarnya, ini adalah cara untuk memberikan terapi sel di satu tempat yang tidak dapat ditolak tubuh.

Berfungsi sesuai harapan

Dalam pengujian yang dilakukan pada tikus, perangkat tersebut dengan cepat terintegrasi dengan pembuluh darah tanpa reaksi sekunder apa pun. Perangkat itu mempertahankan posisinya selama berbulan-bulan tanpa menimbulkan masalah besar.

Perangkat tersebut juga mempertahankan posisinya dalam organisme hidup selama beberapa bulan. Organ mini tersebut dengan cepat terintegrasi dengan pembuluh darah hewan inangnya dan berfungsi normal.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Mata Saat Menjalani Operasi Katarak?

Per-Olof Berggren, Profesor Endokrinologi Eksperimental di Karolinska Institutet dan juga peneliti studi tersebut, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya para ahli mencapai hal semacam itu.

Keuntungan implan mata ini adalah lebih mudah untuk memantau dan melokalisasi apa dan bagaimana cangkok sel bekerja. Langkah selanjutnya adalah memastikan fungsionalitas tingkat lanjut, seperti pelepasan obat atau sensor lain yang dapat memantau pemberian terapi.

Berggren mengungkapkan, peneliti memiliki prototipe yang dapat memantau fungsi pulau kecil secara in vitro dengan metode elektro-optik. Saat ini, peneliti mengambil prototipe tersebut untuk evaluasi in vivo.

Ia menambahkan, peneliti juga masih menjajaki bagaimana mereka dapat menggunakan perangkat ini untuk melepaskan obat secara lokal di mata, sehingga menghindari kemungkinan efek samping di tempat lain di tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com