Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Modifikasi Cuaca yang Dilakukan untuk Cegah Cuaca Ekstrem di KTT G20 Bali?

Kompas.com - 16/11/2022, 17:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Britannica

Ketika awan yang sangat dingin ditaburi butiran es kering, maka kristal es akan terbentuk dan tumbuh cukup besar lalu jatuh dari awan.

Selain es kering, zat lain juga dapat digunakan dalam modifikasi cuaca ini untuk menyemai awan.

Misalnya, ketika perak iodida dan timbal iodida dibakar, maka zat-zat tersebut akan menghasilkan asap dari partikel-partikel kecil.

Partikel-partikel inilah yang kemudian menghasilkan kristal es di awan superdingin di bawah suhu sekitar minus 5 derajat Celsius, saat awan superdingin menguap.

Selanjutnya, uap air akan bebas mengendap pada kristal iodida perak atau timbal iodida. Kendati banyak bahan lain yang dapat menyebabkan kristal es terbentuk, namun yang bahan-bahan tersebut adalah yang paling banyak digunakan.

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem Hari Ini dan Besok, Ini Daftar Wilayahnya

Modifikasi cuaca dengan menabur garam di langit

Teknologi modifikasi cuaca yang digunakan BMKG untuk mencegah cuaca ekstrem di Bali dilakukan dengan menyiapkan 28 sorti dengan 29 ton NaCl atau garam yang disemai di langit Bali selama penyelenggaraan KTT G20.

Menurut Dwikorita, penyemaian garam atau NaCl dalam operasi teknologi modifikasi cuaca ini tidak sembarangan dilakukan.

Operasi TMC ini dilakukan dengan target lokasi penyemaian inti kondensasi atau tabur garam dalam modifikasi cuaca dilakukan pada awan-awan hujan yang telah terdeteksi.

Penyemaian garam dalam modifikasi cuaca ini dilakukan agar proses kondensasi berlangsung lebih cepat dan hujan dapat segera turun sebelum awan-awan hujan tersebut mencapai lokasi KTT G20 Bali.

"Dukungan BMKG yaitu dengan menyediakan informasi arah angin, lokasi keberadaan awan target, prediksi cuaca serta potensi pertumbuhan awan hujan selama acara G20 berlangsung,," ujar Dwikorita.

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem, Hujan Lebat hingga Gelombang Tinggi 7 Meter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com